ASIATODAY.ID, TOKYO – Pendiri SoftBank Group, Masayoshi Son, mengalami kerugian ratusan juta dolar akibat skandal startup IRL.
Vision Fund SoftBank, mesin investasi Softbank, mengajukan gugatan terhadap pendiri IRL yang diduga menggelembungkan jumlah pengguna, berbohong tentang kinerja, dan menipu dana investasi jutaan dolar.
Menurut laporan Forbes Mei 2023 lalu, kekayaan bersih Masayoshi Son diperkirakan mencapai US$26,4 miliar, menjadikannya sebagai orang ketiga terkaya di Jepang.
SoftBank adalah konglomerat telekomunikasi dan investasi yang mengelola Vision Fund, dana investasi yang telah menyuntikkan dana ke lebih dari 100 perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan ternama seperti Grab, Coupang, dan Paytm.
IRL, startup media sosial yang digadang-gadang sebagai aplikasi media sosial yang paling cepat berkembang untuk Generasi Z, diduga telah menipu SoftBank dengan menggelembungkan angka pengguna dan kinerja.
Pada Mei 2021, SoftBank menginvestasikan US$150 juta atau sekitar Rp2,27 triliun ke IRL melalui Vision Fund, dengan membeli saham senilai US$125 juta dari perusahaan dan US$25 juta dari CEO Abraham Shafi, Noah Shafi, dan Yassin Aniss.
Pihak SoftBank percaya bahwa IRL memiliki 12 juta pengguna aktif bulanan. Namun, gugatan ini mengklaim bahwa angka tersebut ternyata palsu. IRL diketahui secara diam-diam menggunakan jaringan bot untuk menggempur platformnya sendiri, menciptakan ilusi jejaring sosial yang berkembang pesat padahal sebenarnya merupakan upaya untuk “menipu para investor.”
Skandal ini mulai terungkap ketika Otoritas Jasa Keuangannya AS atau Securities and Exchange Commission (SEC) membuka penyelidikan terhadap IRL pada akhir 2022.
Pada April 2023, Abraham Shafi dipecat dari jabatannya sebagai CEO, dan perusahaan tersebut akhirnya dibubarkan pada Juni.
Gugatan ini juga mengangkat pertanyaan serius tentang sejauh mana SoftBank melakukan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan portofolionya. Perwakilan SoftBank menerima penjelasan Abraham Shafi bahwa angka-angka pengguna IRL “pasti tidak akurat.”
Selain IRL, kegagalan investasi SoftBank juga mencakup bursa kripto FTX yang bangkrut dan perusahaan properti WeWork yang nilainya anjlok.
Vision Fund SoftBank mengalami kerugian sebesar US$32 miliar selama tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2023, sehingga induknya, SoftBank itu sendiri, mengalami kerugian US$7,3 miliar. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post