ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Negeri Sri Lanka lumpuh dan terjadi caos.
Amerika Serikat (AS) mendesak para pemimpin Sri Lanka untuk bertindak cepat mencari solusi jangka panjang setelah presidennya kabur karena diburu oleh massa.
Setelah insiden itu, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengumumkan akan mengundurkan diri.
Saat Presiden Gotabaya Rajapaksa bersiap untuk mundur, Amerika Serikat menyerukan agar parlemen Sri Lanka mendekati titik ini dengan komitmen untuk kemajuan bangsa, bukan hanya satu partai politik.
“Kami mendesak pemerintah ini atau pemerintah baru yang dipilih secara konstitusional untuk bekerja cepat, mengidentifikasi dan menerapkan solusi yang akan mencapai stabilitas ekonomi jangka panjang, serta mengatasi ketidakpuasan masyarakat Sri Lanka atas ekonomi yang memburuk,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, dikutip dari CNA, Minggu (10/7/2022).
Amerika Serikat memperingatkan terhadap serangan terhadap pengunjuk rasa atau wartawan. Namun, mereka juga mengkritik aksi kekerasan pada Sabtu kemarin, ketika massa menyerbu kediaman Rajapaksa.
“Rakyat Sri Lanka memiliki hak untuk bersuara secara damai, dan kami menyerukan penyelidikan penuh, penangkapan, dan penuntutan kepada siapapun yang terlibat insiden kekerasan terkait protes,” kata jubir tersebut.
Rajapaksa memiliki hubungan yang sulit dengan Amerika Serikat atas penolakannya pada tuduhan kejahatan perang saudara selama beberapa dekade di Sri Lanka. Sementara itu, mereka memiliki kemitraan ekonomi yang erat dengan China.
Baik Washington maupun China sudah menawarkan untuk membantu pulau yang dulunya makmur itu. (ATN)
Discussion about this post