ASIATODAY.ID, TAIPEI – Untuk menyongsong transisi energi, Taiwan mulai fokus membangun infrastruktur energi hijau.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengungkapkan, untuk mencapai tujuan transformasi energi, pemerintah mendorong kebijakan keuangan yang berkaitan dengan pengembangan energi hijau.
Komisi Pengawasan Keuangan (FSC) telah meluncurkan Proposal Keuangan untuk Energi Hijau 2.0, yang akan meningkatkan pemberian kredit pinjaman, pengumpulan modal, dan pembinaan SDM bagi industri energi hijau.
Eksekutif Yuan juga telah melakukan evaluasi terhadap mekanisme penjaminan pembiayaan nasional berupa pembentukan dana pemjamin dari National Development Fund (NDF) dan pihak perbankan, guna mendorong partisipasi dari sektor industri nasional di bidang pengembangan pembangkit listrik tenaga angin, dan proyek infrastruktur lainnya.
“Pelaksanaan mekanisme tersebut diharapkan dapat mendorong pencapaian target transformasi energi, dan membina SDM di bidang yang berkaitan dengan pendanaan proyek,” kata Tsai dikutip Senin (16/11/2020).
Presiden menjelaskan, untuk melaksanakan transformasi energi, pemerintah telah menetapkan target 20 persen penggunaan energi nasional berasal dari energi hijau pada tahun 2025.
“Pada akhir tahun lalu, pengoperasian pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai pertama Taiwan telah berhasil dialihkan kepada pihak industri,” jelasnya.
Pengalihan tersebut telah menarik perhatian pihak industri Jepang dan Korea Selatan untuk datang dan mempelajari kesuksesan Taiwan, yang juga turut memperlihatkan bahwa kemampuan pengembangan energi hijau yang dimiliki Taiwan telah menempati posisi penting di kawasan Asia.
Pemerintah memprediksi bahwa sampai dengan tahun 2025, pembangkit listrik tersebut akan menghasilkan energi sebesar 5,7 GW.
Dalam kurun waktu tahun 2026 hingga 2035, peningkatan kapasitas produksi diperkirakan akan mencapai 1 GW per tahun, dengan total kapasitas produksi energi mencapai 10 GW.
Untuk bidang pembangkit listrik tenaga matahari, pemerintah telah meningkatkan total produksi dari 1,25 GW di tahun 2016, menjadi 4,89 GW pada bulan Agustus 2020.
“Hal tersebut memperlihatkan bahwa pembangunan infrastruktur energi hijau terjadi secara merata di berbagai bidang,” tandasnya. (AT Network)
Discussion about this post