ASIATODAY.ID, JAKARTA – China terus mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk mencapai target zero karbon 2060.
Namun kondisi ini disadari akan membutuhkan perubahan drastis dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana sektor keuangan dapat berkontribusi untuk tujuan ini tanpa membahayakan stabilitas keuangan.
Perbankan di China pun mulai membahas skenario untuk menarik pembiayaan ke industri dengan tingkat emisi tinggi guna menghindari risiko kredit.
Zhou Xuedong, Wakil Presiden Eksekutif di China Development Bank, mengatakan lembaga keuangan perlu mendukung perusahaan batubara dan baja untuk meningkatkan teknologi mereka guna mengurangi emisi, bahkan saat perbankan menghentikan pembiayaan perluasan kapasitas lebih lanjut.
“Industri emisi tinggi ini memiliki kredit luar biasa yang signifikan dan keluarnya pembiayaan yang terlalu cepat dapat menyebabkan kerusakan aset bank,” kata Zhou dalam Forum Keuangan Internasional di Beijing dikutip dari Bloomberg, Sabtu (29/5/2021).
Menurutnya, ini adalah proses bertahap. “Penarikan pembiayaan yang tergesa-gesa kepada perusahaan batubara akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan bank yang telah meminjamkan kepada mereka,” ungkap Liu Jin, Presiden Bank of China, di panel yang sama.
Bank harus memberikan pembiayaan untuk transformasi hijau perusahaan saat mereka menarik kembali dukungan kredit, katanya. (ATN)
Discussion about this post