ASIATODAY.ID, JAKARTA – Berbagai terobosan terus dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menekan polusi udara di Jakarta.
Salah satu langkah yang kini sedang dibangun, melakukan penghijauan ibukota dengan cara memperbanyak Urban Farming.
Gerakan penghijauan di Jakarta ini menjadi salah satu point dari kebijakan terintegrasi dan inisiatif Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengatasi polusi udara Jakarta. Kebijakan itu tertuang melalui Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019.
Melalui kebijakan itu, Anies menginstruksikan agar seluruh stakeholder terlibat bersama dalam gerakan penghijauan ibukota, baik dilingkungan perumahan maupun pada sarana dan prasarana publik.
“Mengoptimalisasikan penghijauan pada sarana dan prasarana publik dengan mengadakan tanaman berdaya serap tinggi mulai tahun 2019, serta mendorong adopsi prinsip green building melalui penerapan insentif dan diinsentif,” demikian bunyi salah satu poin yang tertuang dalam Ingub 66 Tahun 2019, sebagaimana dikutip Sabtu (3/8/2019).
Instruksi Gubernur itu ditujukan kepada seluruh dinas yang ada di Provinsi DKI Jakarta untuk mengadakan tanaman berdaya serap polutan tinggi pada sarana dan prasarana publik.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Darjamuni mengungkapkan, pihaknya bakal mengembangkan urban farming yang sedang digagas di Balai Kota DKI ke setiap kantor wali kota.
Menurut Darjamuni, pemerintah telah mulai memperkenalkan konsep bercocok tanam di perkotaan ini lewat Balkot Farm.
“Pemerintah telah memulainya dengan membuka Balkot Farm untuk memperkenalkan urban farming di Jakarta,” kata Darjamuni (7/8/2019).
Darjamuni mengungkapkan, konsep urban farm yang dikembangkan ini memanfaatkan informasi dan teknologi. Selain itu, urban farming yang dikembangkan bisa digunakan untuk lokasi bersantai warga.
“Setiap tanaman ada barcode. Jadi tinggal di-scan akan muncul nama jenis tanamannya,” kata dia.
Menurut Darjamuni, konsep urban farming yang dikembangkan didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informasi. Pengembangan urban farming di setiap wilayah pun, kata dia, akan dilaksanakan oleh Suku Dinas Kominfo dan KPKP di masing-masing kota/kabupaten di DKI.
Di Balkot Farm, Darjamuni mengatakan terdapat lebih dari 400 tanaman yang terdiri dari 23 jenis sayuran dan 40 jenis tanaman obat keluarga (Toga).
“Ini akan membantu penghijauan di Ibu Kota,” ujarnya.
Sejumlah tanaman di Balkot Farm ditanam dengan metode hidroponik dan konvensional. Area tanam memanfaatkan lahan sisa sekitar 7×15 meter di dalam kawasan Balai Kota DKI.
Setiap tanaman yang tumbuh, dilengkapi kertas barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui jenisnya. Selain itu, di area Balkot Farm itu terdapat sejumlah tempat bangku panjang dan gubuk bambu berukuran 2×2 meter yang bisa digunakan untuk bersantai.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik DKI Jakarta Atika Nur Rahmania mengatakan akan menggalakkan program urban farming tersebut, terutama di gedung-gedung perusahaan.
“Tidak butuh area yang luas, di vertikal pun bisa,” ujarnya.
Atika mengatakan masyarakat bisa menanam bunga, sayuran, hingga tanaman obat-obatan.
“DKI juga telah menyiapkan referensi tumbuhan yang bisa ditanam oleh masyarakat untuk urban farming,” imbuhnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post