ASIATODAY.ID, HONG KONG – Ratusan tenaga medis di Hong Kong menggelar aksi mogok kerja, Senin (3/2/2020). Dalam aksinya mereka menuntut perbatasan Hong Kong dan China Diblokde demi mencegah penyebaran wabah virus corona.
Hong Kong mengonfirmasi sejauh ini sudah 15 kasus corona nCoV menyerang warga setempat.
Otoritas kesehatan China mencatat, sejauh ini, virus corona nCoV yang bersumber dari Wuhan, Provinsi Hubei telah menewaskan 362 orang dengan total infeksi melampaui 17 ribu.
Melansir AFP, aksi mogok kerja ini dilakukan saat otoritas Hong Kong menolak menutup sepenuhnya perbatasan dengan China.
Otoritas Hong Kong menilai penutupan perbatasan sebagai bersifat diskriminatif, berpotensi merusak perekonomian dan juga bertentangan dengan saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Saat virus corona nCoV mulai mewabah, Hong Kong hanya menutup sejumlah titik perlintasan menuju China.
Unjuk rasa kali ini hanya diikuti beberapa tenaga medis non-esensial. Namun serikat pekerja medis Hong Kong mengatakan bahwa tenaga esensial — termasuk dokter dan perawat — juga akan mengikuti aksi mogok kerja pada Selasa besok jika tuntutan penutupan perbatasan tidak dipenuhi.
“Jika tidak ada penutupan penuh, maka tidak akan cukup tenaga kerja, perlengkapan pelindung atau ruang isolasi, untuk memerangi wabah (virus korona nCoV),” kata Winnie Yu, ketua Aliansi Pegawai Otoritas Rumah Sakit Hong Kong, kepada awak media.
Negosiasi dengan pemerintah berakhir gagal pada Minggu kemarin usai pemimpin Hong Kong Carrie Lam memutuskan tidak hadir dalam diskusi. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post