ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perjalanan bisnis startup penyedia layanan coworking space WeWork Inc. (NYSE: WE) sangat mengagetkan setelah dilaporkan mengalami kebangkrutan.
Startup itu bahkan akan mulai menutup sejumlah kantor cabangnya di beberapa negara. Hal ini menyusul anjloknya harga saham yang membuat WeWork akan mengajukan kebangkrutannya pekan depan.
Laporan BBC, Jumat (3/11/2023), penutupan cabang akan dilakukan pada salah satu gedung di pusat kota London yang berdekatan dengan stasiun Blackfriars.
Penurtupan sejumlah kantor WE disebut sebagai strategi untuk meningkatkan likuiditas dan memperkuat neraca keuangan.
Menurut keterangan anggota WeWork di gedung Southbank London, kantor pusat WeWork telah memberikan email kepada mereka yang memberitahukan bahwa mereka akan menutup portofolio yang ‘tidak menguntungkan’.
Para karyawan dan penyewa coworking space di Southbank London diminta untuk keluar dari gedung paling lambat pada 30 November. Dalam hal ini, WeWork akan mencarikan mereka solusi tempat kerja alternatif.
Sinyal kebangkrutan mulai terlihat ketika startup asal Amerika Serikat (AS) ini mulai kesulitan dan bergulat dengan keuangan. Bahkan, awal pekan ini WeWork mengatakan kepada regulator keuangan AS bahwa mereka akan menunda pembayaran sebagian utang kepada kreditor dan telah disepakati bersama.
Di samping itu, laporan BBC menyebutkan bahwa perusahaan tersebut sekarang akan berupaya untuk menegosiasikan ulang sebagian besar sewanya. Tidak hanya di Inggris, namun juga di seluruh dunia, seiring dengan upaya untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh ekspansi yang cepat, kenaikan suku bunga, dan upaya penjualan saham yang membawa bencana kepada publik, sekaligus keluarnya salah satu pendirinya.
Lebih lanjut, dalam sebuah pernyataan kepada BBC, WeWork mengatakan pihaknya berkomitmen penuh untuk fokus bisnis di Inggris dan Irlandia, namun menolak mengomentari laporan bahwa perusahaan tersebut akan memasuki proses kebangkrutan di Amerika Serikat.
Pada akhir Juni, perusahaan tersebut memiliki lebih dari 700 lokasi di 39 negara di seluruh dunia. Perusahaan yang berbasis di New York ini telah mengalami kesulitan sejak upaya awalnya untuk menjual saham di pasar saham gagal pada tahun 2019 karena kekhawatiran mengenai utang, kerugian, dan manajemennya.
Seminggu sebelum perusahaan mengonfirmasi bahwa penjualan sahamnya telah dibatalkan, pendirinya Adam Neumann mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif.
Sebagaimana diketahui, WeWork pernah memiliki valuasi bisnis US$47 miliar pada tahun 2019, namun kini amblas ke level US$64,9 juta. Banyak yang menduga tingginya suku perbankan menjadi biang kerok bisnis properti ini. Bahkan, di penghujung Oktober 2023 lalu, harga saham WE hanya US2,28 atau turun 99,42% dengan kapitalisasi pasar yang tersisi US$121 juta.
Sejak awal 2023 harga saham WE telah turun 96%. Menurut Wall Street Journal, kondisi tersebut membuat WeWork berencana untuk mengajukan kepailitannya pada pekan kedua November.
Perusahaan ini memiliki utang bersih jangka panjang sebesar $2,9 miliar pada akhir Juni dan sewa jangka panjang lebih dari $13 miliar, pada saat meningkatnya biaya pinjaman merugikan sektor real estat komersial.
Sementara itu, Lewat platform X.com, netizen membagikan komentarnya terkait kondisi yang tengah dialami perusahaan rintisan asal Amerika Serikat itu. Tak sedikit yang heran karena WeWork pernah memiliki valuasi bisnis US$47 miliar pada tahun 2019, namun kini amblas ke level US$64,9 juta. Banyak yang menduga tingginya suku perbankan menjadi biang kerok bisnis properti ini. Bahkan, di penghujung Oktober 2023 lalu, harga saham WE hanya US2,28 atau turun 99,42% dengan kapitalisasi pasar yang tersisi US$121 juta.
Keheranan warganet akan indikasi bangkrut WeWork datang dari latar belakang startup ini yang ditopang oleh pendanaan SoftBank Group, namun tak mampu menanggung beban utan dan kerugian mendalam.
Dikutip dari Reuters, Kamis (2/11/2023) sejak awal 2023 harga saham WE telah turun 96%. Menurut Wall Street Journal, kondisi tersebut membuat WeWork berencana untuk mengajukan kepailitannya pada pekan kedua November. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post