ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kematian massal satwa anjing laut terjadi di Namibia.
Para ahli konservasi memperkirakan, ada lebih dari 7.000 spesies anjing laut berbulu mengalami kematian di Namibia Tengah, Afrika Selatan.
Ahli Konservasi Laut Namibia (OCN) Naude Dreyer mulai menemukan anjing laut mati di pantai koloni Pelican Point pada bulan September lalu.
Pelican Point merupakan tempat wisata yang terkenal dengan koloni anjing laut dan sekolah lumba-lumba dekat Teluk Walvis.
Pada dua minggu pertama bulan Oktober, Dreyer menemukan sejumlah besar janin di koloni.
Proyek Lumba-lumba Namibia Tess Gridley memperkirakan antara 5.000 hingga 7.000 anjing laut betina telah mengalami keguguran muda dan memperkirakan hal serupa akan bertambah.
Menurut Dreyer, pekan lalu ada lonjakan jumlah anjing laut betina dewasa yang mati.
“Apa yang kami amati adalah bangkai anak anjing laut dan banyak anjing laut betina yang mati,” jelasnya dilansir dari Aljazeera, Senin (26/10/2020).
Biasanya kata dia, anjing laut melahirkan antara pertengahan November dan pertengahan Desember.
Sejauh ini, penyebab kematian massal satwa langka ini masih belum dipastikan tapi para ilmuwan menduga, kematian spesies ini akibat terpapar polutan atau infeksi bakteri hingga malnutrisi.
Gridley mengungkapkan, sebagian induk ditemukan tampak kurus dengan cadangan lemak yang tampak sedikit.
Pada tahun 1994, sekitar 10.000 anjing laut mati dan 15.000 janin diaborsi dalam kematian massal yang dikaitkan dengan kelaparan yang diduga disebabkan oleh kekurangan ikan serta infeksi bakteri dan koloni pengembangbiakan lain, Cape Cross, sekitar 116 km utara dari pusat kota wisata Swakopmund.
Direktur Eksekutif Kementerian Perikanan dan Sumber Daya Kelautan Afrika Selatan, Annely Haiphene menduga anjing laut mati karena kekurangan makanan tetapi akan menunggu hasil tes. (ATN)
Discussion about this post