ASIATODAY.ID, BANGKOK – Thailand punya strategi tersendiri untuk tetap mempertahankan kelangsungan industri pariwisata dari pandemi Covid-19.
Pasalnya, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Thailand akan memprioritaskan vaksinasi di destinasi wisata seperti Phuket dan Pattaya.
Juru Bicara Pusat Covid-19, Apisamai mengumumkan tentang hal tersebut sebagaimana dikutip dari The Thaiger, Selasa (16/2/2021).
Pulau selatan Phuket sempat direncanakan akan dibuka kembali untuk wisatawan internasional pada Oktober 2020. Namun, pemerintah Thailand menghentikan rencana tersebut sehingga tindakan itu menuai kritik keras dari pelaku industri pariwisata.
Tempat-tempat seperti Phuket dan Pattaya hampir sepenuhnya bergantung pada pariwisata. Kedua destinasi pariwisata itu terdaftar sebagai 20 kota paling banyak dikunjungi pada 2019.
Masing-masing tempat itu telah dikunjungi sekitar 10 juta pengunjung setahun. Pattaya mengandalkan pariwisata untuk hampir 80 persen dari PDB-nya. Sementara di Phuket, angka itu lebih dari 90 persen.
Apisamai mengatakan, meski pekerja medis garis depan dan orang rentan lainnya tetap berada di garis depan untuk vaksin Covid-19, karyawan di sektor pariwisata juga akan digolongkan sebagai “prioritas tinggi” untuk divaksinasi.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Anutin Charnvirakul, mengatakan dosis pertama vaksin Covid-19 Sinovac akan tiba pada 24 Februari 2021. Pernyataan Anutin muncul setelah dikritik atas lambatnya pelaksanaa vaksinasi.
Thailand juga diharapkan menerima pengiriman vaksin AstraZeneca bulan ini. Namun, sekarang pengiriman tersebut telah diundur menyusul perselisihan pasokan antara pabrikan dan Uni Eropa.
Anutin mengatakan begitu vaksin China ada di Kerajaan, pihaknya akan menjalani pemeriksaan kualitas vaksin tersebut secara acak yang dilakukan oleh Departemen Ilmu Kedokteran.
Administrasi Makanan dan Obat-obatan diharapkan menyetujui vaksin Sinovac untuk penggunaan darurat, dengan petugas kesehatan dan kelompok rentan lainnya di baris pertama.
Vaksin tersebut telah terbukti lebih dari 50 persen efektif untuk mencegah infeksi dan 80 persen efektif dalam mencegah penyakit serius. (ATN)
Discussion about this post