ASIATODAY.ID, JAKARTA – Jajaran TNI Angkatan Laut (AL) menegaskan selalu siaga mengamankan kedaulatan perairan Indonesia termasuk kedaulatan di laut wilayah Natuna Utara.
Dalam rangka kesiapan pengamanan dan penegakkan kedaulatan di Laut, Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada I menggelar latihan peperangan laut dalam operasi Siaga tempur laut yang diberi sandi “Siaga Segara 21” di Laut Natuna Utara baru baru ini.
Latihan ini rutin digelar sebagai bentuk kesiapsiagaan alutsista dan personel dalam usaha meningkatkan naluri tempur prajurit.
Latihan perang laut ini diharapkan mampu memberikan dampak penangkalan (detterent effect) bagi pihak-pihak yang mengganggu kedaulatan laut Indonesia terutama wilayah Barat.
Dalam latihan ini melibatkan unsur-unsur KRI Malahayati-362, KRI Wiratno-379, KRI Multatuli-561 dan Pesud CN 235 P-8305.
Menurut Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada I, Laksamana Pertama TNI H. Krisno Utomo, sesuai intruksi pemimpin agar jangan sampai ada pihak-pihak kapal asing melakukan pelanggaran kedaulatan di wilayah perairan Laut Natuna Utara.
“Instruksi bagi kami dari pemimpin dan Komando Atas sudah jelas, agar tidak membiarkan adanya kapal negara asing yang dapat menjadikan Laut Natuna Utara ini sebagai area konflik bagi kepentingan mereka,” tegas Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada I, Laksamana Pertama TNI H. Krisno Utomo belum lama ini yang dikutip Jumat (3/12/2021).
Menurut Alumni AAL 1994 ini, wilayah laut Natuna Utara rawan terjadinya pelanggaran kedaulatan mengingat wilayah ini terhubung langsung dengan Laut China Selatan yang kerap terjadi adanya konflik perselisihan atas kepemilikan oleh berbagai negara dan menjadi topik perdebatan dunia internasional.
Sementara itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan seluruh kegiatan hulu migas di Natuna tetap berlangsung dengan aman, karena berada di dalam teritori Indonesia.
Menurut Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno, seluruh kegiatan hulu migas di Natuna telah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dia memastikan operasional hulu migas berlangsung aman, dan dijaga oleh TNI Angkatan Laut.
“Aktivitas kami sesuai dengan wilayah teritorial negara kita bahkan juga dengan pengawalan TNI Angkatan Laut,” ujarnya, Jumat (3/12/2021).
Julius mengungkapkan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan pernyataan resmi dari China terkait dengan protes atas kegiatan operasional hulu migas di wilayah Natuna.
Sebelumnya, Pemerintah China secara resmi mendesak Pemerintah Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak dan gas (migas) alam di wilayah gugusan pulau tepi Laut China Selatan, atau yang sejak 2017 disebut Laut Natuna.
China juga memprotes Latihan Militer TNI dengan Amerika Serikat (Garuda Shield) karena menganggap latihan itu berada di teritorial mereka. (ATN)
Discussion about this post