ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Jepang secara resmi mengakhiri status darurat Covid-19 di Tokyo dan tiga provinsi lainnya pada Minggu (21/03/2021).
Keadaan darurat mulai berlaku pada awal Januari, ketika kasus-kasus penularan melonjak. Jumlah kasus di ibu kota Jepang itu telah melandai, dan upaya-upaya tengah dilakukan untuk mencegah kembali terjadinya lonjakan.
NHK, pada Minggu (21/03/2021), melaporkan, meski status darurat telah dicabut namun terdapat kekhawatiran atas tempat-tempat orang berkumpul untuk melihat bunga sakura mekar.
Di Taman Ueno, pagar-pagar dipasang di sekitar pohon, dan orang-orang tidak dibolehkan duduk di kursi taman untuk waktu yang lama guna makan atau minum.
Pemerintah akan tetap meminta restoran dan bar agar tutup lebih awal, dan perusahaan-perusahaan agar mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah.
Di sisi lain, para gubernur provinsi Jepang lainnya ingin langkah ketat diberlakukan untuk mencegah virus corona menyebar setelah keadaan darurat berakhir di daerah Tokyo dan sekitarnya.
Setidaknya 30 dari 47 gubernur di seluruh Jepang menggelar pertemuan daring pada Sabtu. Ono Motohiro, Gubernur Saitama, utara Tokyo, mengatakan, “Jumlah kasus baru berhenti menurun di provinsi saya. Bahkan menunjukkan tanda-tanda kembali meningkat. Setelah keadaan darurat dicabut, kami perlu melonggarkan langkah-langkah pencegahan secara bertahap.”
Para gubernur itu menyusun proposal kepada pemerintah pusat agar mencegah lonjakan penularan kembali terjadi. Proposal itu termasuk dukungan keuangan untuk menggelar uji virus PCR secara luas dan melacak jalur penularan.
Para gubernur tersebut juga menyerukan pemerintah agar merampungkan vaksinasi bagi tenaga kesehatan sesegera mungkin dan memulai vaksinasi bagi warga lansia. (ATN)
Discussion about this post