ASIATODAY.ID, TOKYO – Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengumumkan bahwa pemerintahannya tengah mempertimbangkan penerapan status darurat Covid-19 untuk wilayah Tokyo dan tiga prefektur di sekitarnya.
Wacana ini merupakan respons PM Suga atas desakan pemerintah kota Tokyo yang khawatir atas lonjakan jumlah infeksi Covid-19.
Kekhawatiran juga diperburuk munculnya varian baru Covid-19 yang berasal dari Inggris dan Afrika Selatan.
Dilansir dari saluran televisi Fuji TV, PM Suga dijadwalkan menggelar konferensi pers perdananya di tahun 2021 pada Senin ini. PM Suga diyakini akan mengumumkan atau menetapkan status darurat Covid-19.
Jepang mencatat rekor 4.520 kasus baru covid-19 pada 31 Desember 2020. Tokyo dan beberapa wilayah di sekitarnya pun mendesak pemerintah pusat untuk segera mengumumkan status darurat.
Minggu kemarin, Tokyo mencatat 816 kasus baru covid-19, satu hari usai Gubernur Tokyo Yuriko Koike dan beberapa kepala daerah lainnya meminta PM Suga untuk segera bertindak.
Saat ini semua restoran dan bar karaoke di Tokyo sudah diminta tutup pada pukul 20.00. Sementara tempat usaha yang menyajikan alkohol diminta tutup lebih awal pada pukul 19.00.
Jika dideklarasikan PM Suga, maka Tokyo akan memasuki status darurat untuk kali kedua selama pandemi Covid-19. Status darurat pertama di Tokyo berlangsung lebih dari satu bulan pada musim semi lalu, saat semua sekolah dan tempat usaha non-esensial diminta menutup kegiatan operasional.
Selama ini Jepang mengandalkan imbauan penutupan tempat usaha dan pembatasan perjalanan dalam meredam penyebaran covid-19. Berbeda dari sejumlah negara lain di dunia yang memberlakukan penguncian (lockdown) ketat, baik berskala parsial maupun nasional. (ATN)
Discussion about this post