ASIATODAY.ID, MANILA – Badai Topan Goni yang menerjang negeri Filipina tidak hanya memporak-porandakan wilayah itu, namun korban jiwa telah mencapai 16 orang hingga Minggu (1/11/2020).
Topan terkuat memicu semburan lumpur vulkanik hingga menghancurkan sedikitnya 13 ribu rumah warga.
Sekitar 9 korban diantaranya ditemukan di Provinsi Albay, daerah yang paling parah terkena dampak topan Goni, 2 diantara korban tersebut merupakan ayah dan seorang anaknya yang memilih untuk tetap tinggal ketika warga menyelamatkan diri dari lumur vulkanik yang mulai membanjiri kota Guinobatan.
“Anak itu ditemukan 15 kilometer jauhnya. Anak laki-laki itu tersapu lumpur dan ditemukan di kota sebelah,” kata Gubernur Albay Al Francis Bichara kepada radio DZMM.
Melansir Associated Press, Bichara tidak menjelaskan lebih lanjut apakah ada warga yang masih terjebak luapan lumpur. Ia mengatakan saat ini akses komunikasi terputus.
Kantor Pertahanan Sipil melaporkan bahwa 3 warga Guinobatan hilang, tetapi tidak jelas apakah mereka berasal dari komunitas yang desanya dilanda lumpur.
Kematian lainnya di Albay termasuk seorang penduduk desa yang tertimpa oleh pohon tumbang. Satu orang tewas di provinsi Catanduanes.
Ricardo Jalad, kepala badan tanggap bencana pemerintah, mengkhawatirkan topan Goni bisa menyebabkan kerusakan masif karena kekuatannya yang sangat besar.
Badan cuaca Filipina memperkuat kekhawatiran tersebut dengan mengatakan bahwa dalam waktu 12 jam setelah terjangan topan, akan disusul angin kencang dan curah hujan tinggi.
Penduduk diperingatkan potensi tanah longsor, banjir bandang, gelombang badai hingga 5 meter dan angin kencang. Setelah menghantam daerah pegunungan dan pesisir, topan Gani secara bertahap melemah, meskipun tetap berpotensi mematikan saat mengarah ke Laut Cina Selatan.
Goni menjadi badai topan terkuat yang menghantam Pulau Catanduanes, Filipina. Topan Goni menghantam kawasan tersebut pada Minggu pukul 4.50 pagi waktu setempat, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 225 km per jam dan hembusan hingga 280 km/ jam hingga merubuhkan atap, menumbangkan pohon, dan memicu banjir bandang.
“Angin kencang yang dahsyat dan curah hujan yang deras akan menghantam daerah-daerah di jalur topan, termasuk daerah dekat ibu kota,” tulis badan meterorologi setempat (NDRRMC).
Terjangan topan Goni yang dahsyat membuat pemerintah memerintahkan untuk menutup bandara Manila selama 24 jam mulai Minggu hingga Senin. Puluhan jadwal penerbangan domestik dan internasional dibatalkan.
Tak hanya itu, layanan kereta komuter juga sementara dihentikan dan larangan berlayar dikeluarkan karena kekhawatiran ancaman topan.
Goni menghantam setelah sebelumnya Filipina diguncang oleh topan Molave yang menewaskan 22 orang. Dahsyatnya terjangan topan Goni meningatkan pada topan Haiyan yang membuat lebih dari 5 juta orang di Filipina mengungsi pada November 2013 lalu. (ATN)
Discussion about this post