ASIATODAY.ID, MANILA – Empat orang dilaporkan tewas akibat dampak terjangan Topan Goni yang melanda bagian selatan pulau Luzon di Filipina pada Minggu (1/11/2020).
Topan Goni dianggap sebagai badai terkuat tahun ini.
Otoritas Filipina telah mengeluarkan peringatan kondisi “berbahaya” bagi sejumlah wilayah. Goni dikhawatirkan dapat memicu banjir bandang dan juga tanah longsor.
Kekuatan Goni telah menurun dari “Topan Super” seiring pergerakannya di wilayah selatan Luzon menuju ibu kota Manila.
Gubernur Provinsi Albay, Alfrancis Bichara, mengatakan kepada sebuah stasiun radio bahwa empat warganya tewas akibat terkena imbas Goni. Satu dari empat korban adalah anak berusia lima tahun.
Bichara menyebut dua korban meninggal akibat tenggelam, sementara satu lainnya tersapu material lumpur vulkanik. Sementara korban keempat meninggal akibat tertimpa pohon tumbang.
“Anginnya sangat kencang. Kami bahkan dapat mendengar suara pohon yang tercabut dari akarnya,” kata Francia Mae Borras, seorang warga di kota Legazpi, provinsi Albay, dilansir dari Gulf Today.
Atap dua pusat evakuasi di Albay terbang ditiup angin kencang, sehingga para warga terpaksa harus pindah ke tempat aman lainnya.
“Banjir bandang juga menggenangi sejumlah desa kami,” kata Carlos Irwin Baldo, Wali Kota Camalig di dekat Legazpi.
“Berbagai ruas jalan kami dipenuhi serpihan kayu dan pasir dari gunung, beberapa di antaranya datang dari (gunung berapi) Mayon. Beberapa ruas jalan tidak bisa dilewati,” sambungnya.
Sejauh ini, total 346.993 orang yang tinggal di wilayah rawan bencana di Filipina telah dievakuasi. Pertahanan Sipil Filipina memprediksi, Goni dapat berimbas kepada sekitar 19 hingga 31 juta warga, termasuk yang tinggal di zona-zona berbahaya dan juga metropolitan Manila. (ATN)
Discussion about this post