ASIATODAY.ID, MANILA – Bencana topan Rai yang melanda Filipina pekan lalu, menimbulkan dampak yang sangat besar. Selain korban jiwa, infrastruktur, listrik dan jaringan telekomunikasi di negeri itu juga banyak yang tidak berfungsi.
Hingga kini, korban jiwa akibat terjangan topan dahsyat itu bertambah menjadi 389 jiwa pada Senin (27/12/2021) waktu setempat.
Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina mengatakan, 64 orang masih hilang, sementara 1.146 orang mengalami luka.
Otoritas setempat mengatakan, listrik telah dipulihkan di 154 kota dan kotamadya sementara hanya 115 telekomunikasi yang telah dipulihkan sepenuhnya. Tentara Filipina juga masih dikerahkan untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan.
Topan yang secara internasionall dinamakan Rai itu mencapai kecepatan 195 kilometer (121 mil) per jam yang menyebabkan pemadaman listrik dan kerusakan serius di pulau-pulau tenggara.
Wilayah Bicol, Visaya Barat, Visaya Tengah, Visaya Timur, Semenanjung Zamboanga, Davao, Mimaropa, dan Caraga adalah yang paling terpengaruh.
Departemen Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan mengatakan 1,8 juta orang terkena dampak topan. Kehancuran imbas topan itu menarik bantuan dari banyak negara termasuk China, AS, dan badan-badan internasional, termasuk dari PBB.
PBB telah menyerukan penyediaan USD107,2 juta dalam bantuan penyelamatan jiwa kepada lebih dari setengah juta orang di daerah yang hancur akibat Topan Rai. Sementara itu, Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH) yang berbasis di Istanbul meluncurkan pekerjaan bantuan darurat di wilayah yang terkena dampak Topan Rai.
Kelompok bantuan itu mengatakan bahwa setelah bencana topan, lebih dari 300 ribu orang menetap di kamp-kamp evakuasi di Filipina dan lebih dari 200 ribu dipindahkan ke berbagai bagian Filipina.
Pada tahap pertama kegiatan bantuan, IHH mendistribusikan makanan kepada 500 keluarga di wilayah Cagayan De Oro negara itu. (ATN)
Discussion about this post