ASIATODAY.ID, COLOMBO – Nasib tragis dialami tiga wanita di Sri Lanka. Mereka tewas diinjak-injak saat berebut bantuan langsung tunai sebesar USD8 atau sekitar Rp120 ribu di Colombo, Sri Lanka pada Kamis (21/5/2020).
Peristiwa terjadi di tengah lockdown negeri itu untuk mencegah penyebaran wabah coronavirus (Covid-19).
Warga Sri Lanka putus asa untuk berjuang memenuhi kebutuhan selama lockdown yang telah menghancurkan ekonomi.
“Sekitar 1.000 orang antre di luar gudang pengusaha untuk membagikan tahunannya selama bulan Ramadan,” kata anggota parlemen lokal Mujibur Rahman.
Warga saling berdesakan untuk bantuan uang sebesar 1.500 rupee. Jumlah ini sama dengan upah harian buruh dan massa langsung menyerbut ketika gerbang dibuka.
“Beberapa orang mencoba memecah antrean dan masuk,” kata Rahman kepada AFP, Jumat (22/5/2020).
“Saat itulah para wanita di puncak antrean jatuh dan terinjak-injak sampai mati,” jelas Rahman.
Sembilan orang lainnya terluka parah dalam insiden ini dan dibawa ke rumah sakit. Menurut Rahman ada kerumunan yang lebih besar dari biasanya selama acara tahun ini, yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
“Orang-orang tidak mendapatkan uang selama dua bulan karena lockdown akibat virus corona sejak 20 Maret. Mereka putus asa. Ketika mereka mendengar tentang sumbangan hari ini, lebih dari seribu muncul,” tutur Rahman.
Sementara pengusaha yang memberikan bantuan dan lima asistennya ditangkap karena melanggar lockdown, kata kepala kepolisian Kolombo Deshabandu Tennakoon kepada wartawan.
Penyaluran uang tunai pemerintah bulan ini juga memicu kekacauan di desa-desa. Masing-masing diberikan 5.000 rupee atau sekitar Rp317 ribu ke 5,14 juta keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Colombo dan distrik tetangga ditutup, meskipun beberapa pembatasan virus telah dicabut di bagian lain Sri Lanka. Negara ini telah mencatat 1.045 infeksi termasuk sembilan kematian sejauh ini. (ATN)
Discussion about this post