ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank Indonesia bersama Bank Negara Malaysia dan Bank of Thailand berkolaborasi mengembangkan piloting crossborder Quick Response (QR).
“Inisatif ini untuk menghubungkan pembayaran antar negara melalui interkoneksi QR Code pembayaran nasional sebagai wujud implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Dengan begitu, konsumen dan pedagang di negara-negara ini akan dapat melakukan dan menerima pembayaran secara instan melalui kode QR,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni P Joewono mengatakan, dalam side event Presidensi G20 Indonesia, Selasa (15/2/2022).
Menurut Doni, interkoneksi pembayaran antar negara akan memberikan kemudahan dan memperluas pilihan pembayaran bagi masyarakat di tiga negara, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transaksi, mendukung digitalisasi perdagangan dan investasi, serta memperkuat stabilitas makroekonomi dengan mempromosikan penggunaan Local Currency Settlement/LCS (penyelesaian transkasi dengan mata uang lokal) yang lebih luas.
“Quick Response Indonesia Standard (QRIS) yang dikembangkan BI dikembangkan untuk mempermudah proses transaksi dengan QR Code dan lebih cepat dan terjaga keamanannya. Oleh karena itu semua penyelenggara jasa sistem pembayaran yang akan menggunakan QR Code pembayaran wajib menerapkan QRIS,” jelasnya.
Bank Indonesia (BI) meyakini digitalisasi sistem pembayaran akan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Transformasi digital pada sistem pembayaran yang dilakukan regulator dan industri bakal menjawab tantangan dalam era new normal, dan memberikan benefit besar pada seluruh rakyat Indonesia.
“Kita percaya digitalisasi dapat mentransformasikan Indonesia menjadi negara maju berpenghasilan tinggi,” imbuh Doni.
Indonesia telah melihat potensi meningkatnya digitalisasi sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dari munculnya sistem pembayaran berbasis digital yang kemudian menciptakan model bisnis baru melalui online dan munculnya pendatang baru dalam ekonomi keuangan digital.
“Transformasi ini mengubah perilaku konsumen serta lanskap ekonomi dan keuangan sebab konsumsi mulai bergeser dari belanja secara offline menuju online serta meningkatnya permintaan melalui pembayaran secara digital karena dinilai lebih cepat dan lebih aman,” jelasnya.
Tak hanya itu, Doni juga menyebut terdapat beragam peluang dari penggunaan teknologi digital untuk transaksi ekonomi keuangan.
Pertama digitalisasi membantu meningkatkan inklusi keuangan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), karena tersedianya akses dan layanan keuangan yang mudah dijangkau oleh UMKM menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan ekonomi.
Selain itu, melalui digitalisasi, masyarakat dan pelaku UMKM dapat tersentuh layanan finansial atau perbankan.
“Layanan keuangan digital lebih terjangkau dan mudah diakses dan dapat mendorong masyarakat atau segmen UMKM yang masih unbanked population atau kurang mengenal keuangan dan teknologi dapat terdorong menuju digitalisasi keuangan. Selain itu, digitalisasi juga akan mendorong peningkatan produktivitas dan inklusivitas ekonomi yang berkelanjutan khususnya di kalangan UMKM,” urainya.
Perkembangan yang semakin pesat ini, harus direspon melalui inovasi teknologi dari sisi regulator dengan mendorong sisi inovasi namun tetap memitigasi risiko yang ada.
Sementara itu, Kepala Deputi III Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Kaspar Situmorang memandang QRIS antar negara akan mendorong pemulihan ekonomi domestik.
Bahkan transaksi lintas batas ini tidak hanya akan mendongkrak transaksi UMKM untuk perdagangan Internasional, tetapi juga akan memberikan ketertarikan untuk pulih bersama dengan sektor pariwisata.
“QRIS menyediakan transaksi yang lebih murah, dan juga dapat diandalkan di seluruh negara terutama di kawasan Asia Tenggara untuk dapat menumbuhkan kembali seluruh transaksi,” imbuhnya.
Selain itu, transaksi lintas batas melalui QRIS juga akan menempatkan perdagangan internasional terutama UMKM dan para pedagang di sektor pariwisata. Apalagi QRIS juga mengurangi kontak atau nontunai sehingga mempermudah berbagai transaksi. Apalagi BI telah meningkatkan target merchant yang terhubung dengan QRIS di tahun ini menjadi 15 juta dari capaian tahun lalu yang mencapai 12 juta.
“Kami sangat optimis ini akan membantu lebih lanjut UMKM dan juga dalam mendukung sektor pariwisata, yang kita tahu selama pandemi tertekan dan menghadapi situasi berat,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post