ASIATODAY.ID, JAKARTA – Asia Pasifik mencatatkan peningkatan paling signifikan dalam transparansi properti secara global atau Global Real Estate Transperancy Indekx (GRETI) 2020.
Di Asia Tenggara, Singapura menjadi negara yang hampir mencapai kategori sangat transparan. Sementara Indonesia, Thailand, Filipina, dan Vietnam masuk peringkat 10 teratas.
Ditingkat global, Indonesia menempati peringkat ke-40 dan masuk dalam kategori negara semi-transparan. Sedangkan China di posisi ke-32, Thailand ke-33 dan India ke-34 masuk dalam kategori transparan.
“Kemajuan Indonesia terlihat dari rangking yang naik 4 peringkat ke posisi 40 dan termasuk di daftar 10 besar negara dengan kemajuan yang signifikan,” kata Country Head JLL Indonesia James Allan melalui keterangan tertulis yang diterima Jumat (17/7/2020).
Menurut James, Indonesia menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam hal sub-index pada data pasar fundamental seperti ketersediaan, kualitas, dan data real estate yang terperinci.
Selain itu, peningkatan data pertanahan meliputi informasi zona dan penerapan rencana tata ruang serta agenda kesinambungan yang menambah daya tarik dengan fokus yang lebih banyak ke arah gedung-gedung bersertifikasi ramah lingkungan, termasuk GREENSHIP, sertifikasi domestik Indonesia untuk gedung ramah lingkungan.
Indeks GRETI diluncurkan saat keadaan ekonomi dan sosial sedang terganggu secara besar-besaran. Proses yang transparan dibutuhkan, data yang akurat dan tepat waktu, serta standar etika yang tinggi akan lebih diperhatikan.
Dengan adanya covid-19, transparansi dalam sistem hukum dan peraturan properti Asia Pasifik juga dipastikan kini menjadi lebih penting bagi investor global, karena mereka berencana untuk menggelontorkan sekitar USD40 miliar atau setara Rp586 triliun, dan alikuid ke wilayah Asia Pasifik.
Menurut JLL, ada tekanan dari investor, bisnis dan konsumen untuk lebih meningkatkan transparansi properti untuk bersaing dengan kelas aset lainnya dan memenuhi ekspektasi yang lebih tinggi terhadap peran industri dalam menyediakan lingkungan yang dibangun secara berkesinambungan dan tangguh di era pandemi ini.
Apalagi, teknologi properti (proptech) baru yang inovatif mengubah cara pengumpulan dan analisa data real estate dan mempengaruhi transparansi industri pada tingkat regulasi.
Head of Capital Markets Research JLL Asia Pacific Regina Lim menjelaskan walaupun investasi dalam real estate komersial terhenti selama pandemi ini, tren yang menyeluruh terhadap meningkatnya alokasi untuk kelas aset ini akan terus berlanjut.
“Seiring dengan gencarnya investor menanam modal lebih banyak di kawasan ini, transparansi menjadi sesuatu yang lebih penting, seperti halnya penerapan kerangka peraturan yang kuat,” jelasnya.
Faktor utama lain yang mendorong transparansi adalah volume data pasar properti yang sekarang tersedia karena meningkatnya penggunaan platform Proptech, alat digital dan teknik “big data”.
Meskipun pasar properti secara historis memiliki kesulitan ketika mengimplementasikan teknologi baru, pandemi covid-19 mengarahkannya pada percepatan dalam tipe baru dengan data non-standar dan frekuensi tinggi -terutama yang berkaitan dengan kesehatan, mobilitas dan penggunaan ruang.
JLL dan LaSalle telah mendata transparansi properti dan memperjuangkan standar yang lebih tinggi sejak 1999. Edisi ke-11 Indeks Transparansi Real Estate Global (GRETI) ini mencakup 99 negara dan wilayah, serta 163 kota.
Survei terbaru ini telah diperluas untuk mengukur 210 elemen transparansi yang terpisah, dengan cakupan tambahan tentang kesinambungan dan daya tahan, kesehatan dan kesejahteraan, sektor proptech dan alternatif. (ATN)
Discussion about this post