ASIATODAY.ID, BALIKPAPAN – Tumpahan limbah minyak berceceran di pesisir pantai Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) hingga Benua Patra di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Lokasi yang tercemar mencapai radius 1 mil.
Jajaran kepolisian masih menyelidiki kejadian ini. Dugaan sementara, tumpahan minyak itu berasal dari kapal tanker di sepanjang Teluk Balikpapan.
“Kami mendapat dari laporan masyarakat pada Minggu sore. Dari informasi warga, tumpahan minyak ini diduga berasal dari kapal tanker yang sedang melego jangkar di sekitar perairan Balikpapan sehingga terbawa arus sampai ke pesisir pantai Kemala Beach dan sekitarnya,” terang Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Kaltim Kompol Teguh Nurgraha, saat dihubungi Senin (9/3/2020).
Untuk mendalami peristiwa ini, aparat kepolisian berkoordinasi dengan instansi terkait diantaranya Pertamina dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan.
“Pelakunya masih kita selidiki, dan pasti akan ditindak, ” tegasnya.
Selain mengganggu warga sekitar, dampak dari pencemaran ini juga mengancam biota laut dan ekosistem pantai.
Sementara itu, Region Manager Communication & CSR Kalimantan, Roberth Marchelino Verieza, mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari DLH Kota Balikpapan ada cairan minyak di bibir Pantai sekitar Benua Patra.
“Berdasarkan laporan tersebut, tim dari HSSE Pertamina Refinery Unit (RU) V langsung mengecek ke lapangan. Selain itu kami juga mengecek pipa di sekitar pesisir pantai tersebut. Dari pengecekan tidak ada tanda kebocoran. Jika ada pasti ada peringatan yang muncul. Dilihat dari volumenya juga kecil,” kata Roberth Marchelino Verieza dalam keterangan tertulis saat dihubungi, Senin (9/3/2020).
Dikatakan, Pertamina telah melakukan pengecekan dan seluruh area dan lokasi di lingkungan RU V dilaporkan dalam kondisi aman. Tidak ditemukan penampakan minyak dan bau yang mengindikasikan telah terjadinya tumpahan minyak dari aktivitas kilang RU.
“Saat ini, Pertamina telah mengambil sample untuk dicek mengenai kandungan lapisan minyak tersebut baik di laboratorium internal maupun eksternal. Pertamina telah mengirim sample ke laboratorium IPB (Institut Pertanian Bogor),” jelasnya.
Roberth menuturkan bahwa Pertamina akan terus memantau dan berkordinasi dengan pihak terkait untuk tetap melakukan pemantauan dan reaksi cepat pembersihan di lokasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan, Suryanto mengatakan bahwa tumpahan minyak sering terjadi. Jika sebelumnya diduga berasal dari laut, kini terjadi darat.
Menurut, Suryanto tumpahan tersebut bukan minyak murni karena saat disundut api tidak terbakar. Saat ini pihaknya sedang mengecek di laboratorium.
“Kami akan cek di laboratorium. Kami khawatir ini terpola karena sudah biasa buang. Jadi tiap tahun dibuang,” jelasnya.
Suryanto menduga, tumpahan minyak ini berasal dari darat, dan bukan bersumber dari kapal milik perusahaan besar, sebab aturannya ketat. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post