ASIATODAY.ID, TANJUNGPINANG – Perairan di Teluk Bintan, Kepulauan Riau kembali tercemar tumpahan limbah minyak berwarna hitam.
Pantauan di lapangan, kawasan tercemar berada di sepanjang pantai di kawasan Kawal, Desa Teluk Bintan, Desa Malang Rapat, Berakit, sampai Senggiling.
Selain kawasan objek wisata, tumpahan minyak itu juga mencemari daerah tangkapan ikan nelayan.
“Minyak hitam lengket di jaring ikan dan bubuh kepiting,” kata Ketua RT 2 Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kurnia, mengutip Antara, Jumat (21/2/2020).
Kurnia yang tinggal di Perumahan Pelantar menunjukkan minyak hitam di dinding puluhan perahu nelayan. Selain itu di keramba pun didapat diduga minyak berwarna hitam.
“Sebagian warga di Teluk Bakau bekerja sebagai nelayan. Nelayan sulit mendapatkan ikan akibat limbah tersebut,” ujarnya.
Atas kejadian ini, pemerintah diminta segera turun tangan menyelesaikan kasus ini. Sebab, nelayan menjadi kesulitan mendapatkan kepiting dan kerang.
“Di sini banyak yang menggantungkan hidup dengan menangkap kepiting, gonggong, dan kerang. Ini permasalahan terjadi setiap tahun saat musim angin utara,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Bintan AKBP Boy Herlambang mengatakan pihaknya sudah menyelidiki temuan pencemaran diduga minyak tersebut.
Dia menerangkan berdasarkan pengumpulan keterangan dan barang bukti, limbah itu bukan berasal dari perairan Indonesia, melainkan perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura.
“Diduga limbah itu berasal dari kapal asing. Kami sudah melaporkan hal itu ke Mabes Polri melalui Polda Kepri,” ucap Boy. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post