ASIATODAY.ID, ANKARA – Bank sentral Turkiye pada Senin (13/3) mengatakan defisit neraca transaksi berjalan negara itu hampir menyentuh US$9,85 miliar (1 dolar AS = Rp15.374) pada Januari, menyusul peningkatan pesat dalam impor emas dan tagihan impor energi yang melonjak.
Statistik bank sentral tersebut menunjukkan bahwa tidak termasuk emas dan energi, neraca transaksi berjalan Turkiye mencatatkan surplus bersih sebesar 2,6 miliar dolar pada Januari.
Di antara item-item yang membentuk neraca transaksi berjalan, perdagangan barang luar negeri mencatatkan defisit sebesar US$12,43 miliar, sementara perdagangan jasa membukukan surplus bersih sebesar US$3,16 miliar.
Defisit neraca transaksi berjalan pada Januari mengalahkan rekor defisit 9,41 miliar dolar pada Maret 2011, menurut statistik resmi.
Sementara itu, defisit bergulir (rolling deficit) selama 12 bulan Turkiye melebar menjadi 51,7 miliar dolar pada Januari, level tertinggi sejak Februari 2014.
Pemerintah Turkiye mempraktikkan model ekonomi yang mengejar surplus neraca transaksi berjalan melalui ekspor yang lebih tinggi dan suku bunga rendah, meski inflasi meningkat dan adanya depresiasi mata uang lokal. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post