ASIATODAY.ID, JAKARTA – Uni Eropa mendukung penuh langkah Indonesia yang secara konsisten fokus pada investasi dan pengembangan energi terbarukan.
Demikian diungkapkan Wakil Presiden Komisi Eropa untuk Isu Perubahan Iklim Frans Timmermans di forum diskusi European Union and Indonesia: Towards a Successful UN Climate Summit and Partnership for a Green Transition, yang diadakan secara virtual oleh FPCI, Selasa (19/10/2021).
Dikatakan, Uni Eropa menaruh perhatian besar terhadap Indonesia dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
“Sudah saatnya semua pihak bertindak secara nyata untuk mengatasi perubahan iklim,” jelasnya.
“Sangat mudah untuk mengatakan bahwa akan terwujud netral karbon pada 2050 atau 2060, tetapi satu hal yang pasti adalah, setiap pihak harus memiliki rencana mewujudkannya dan harus dimulai hari ini juga,” tambahnya.
Kerjasama dengan Indonesia menjadi perhatian besar bagi Timmermans. Salah satu sektor yang patut menjadi fokus adalah energi terbarukan.
“Potensi energi terbarukan di Indonesai sangat luar biasa. Efek optimisme ini di banyak bagian dunia akan sangat positif. Itu sebabnya saya ingin memberikan perhatian besar pada hubungan bilateral antara UE dan Indonesia,” jelasnya.
“Uni Eropa akan semakin memperhatikan Indonesia. Kita perlu mencari solusi yang konstruktif,” imbuhnya.
“Sekarang Indonesia sangat jelas berkomitmen untuk menghindari bencana iklim. Bersama-sama kita dapat bekerja untuk masa depan yang lebih baik dan kuat,” tegas Timmermans.
Salah satu peluang untuk kerja sama Indonesia-Uni Eropa bisa melalui Bank Investasi Eropa.
Menurut Timmermans, Bank Investasi Eropa saat ini bergerak menjadi bank hijau. Bank Investasi Eropa akan segera membuka perwakilan di Jakarta.
“Dapat dibayangkan pengalaman dan ambisi mereka dalam artian positif. Mereka bisa bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dan melakukan sesuatu bersama untuk memberikan pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim,” ujarnya.
UE tetap berkomitmen untuk berkontribusi terhadap tujuan negara-negara maju untuk bersama-sama memobilisasi dari berbagai sumber USD100 miliar per tahun pada tahun 2020. Dana ini digunakan untuk mendukung negara-negara berkembang.
Tujuannya diperpanjang hingga 2025 sebelum tujuan kolektif baru ditetapkan. Uni Eropa pun menyumbang sepertiga dari dana tersebut.
Peran Pemuda
Pada kesempatan itu, Timmermans juga menyoroti peran generasi muda yang sangat penting dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
“Tidak akan ada EU Green Deal tanpa Fridays for Future (gerakan aktivis iklim anak muda global),” tegasnya.
“Langkah ini didorong oleh kaum muda di Eropa. Mereka memiliki rasa urgensi yang tinggi, mereka telah memaksa badan politik Eropa untuk bergerak lebih cepat. Kita perlu memobilisasi mereka dalam skala global,” ujarnya.
Tindakan nyata juga harus diutamakan dalam upaya perang melawan krisis iklim.
Perwakilan generasi muda dari Pekan Diplomasi Iklim UE 2021 atau EU Climate Diplomacy Week Steven Setiawan mengungkapkan pemikirannya dalam hal peran pemuda melawan perubahan iklim.
“Untuk menciptakan dampak yang lebih besar, pemuda harus melakukan tindakan nyata, diskusi konstruktif, dan harus disertakan bersama semua pemangku kepentingan di semua sektor untuk membuat dampak keseluruhan yang lebih besar di masyarakat,” ujar Steven.
Perubahan iklim juga terkait dengan kemiskinan. Namun Timmermans menilai semua pihak perlu menggabungkan transisi energi dengan peningkatan pembangunan dan peningkatan investasi dalam pembangunan manusia.
“Pastikan bahwa pendidikan menjadi lebih mudah diakses, kemiskinan langsung diperangi, dan berikan komunitas-komunitas yang di skala kecil otonomi energi. Ini adalah pemberdayaan masyarakat yang perlu kita lakukan,” kata Timmermans.
“Jika kita menciptakan oposisi antara iklim dan sosial, kita tidak akan memiliki sosial dan kita tidak akan memiliki iklim. Karena korban pertama dari krisis iklim akan menjadi yang terlemah dalam masyarakat kita,” imbuhnya.
“Kita perlu memastikan bahwa bukan hanya orang-orang yang berpendidikan tinggi. Jangkau generasi Anda, orang-orang yang tidak memiliki kesempatan ini, yang takut akan tertinggal, dan jadikan mereka bagian dari transisi ini. Kemudian kita akan berhasil,” sebutnya.
Frans Timmermans dalam lawatannya ke Indonesia pada Senin 18 Oktober telah melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam kesempatan itu Jokowi menekankan komitmen Indonesia menjadi bagian solusi mengatasi perubahan iklim. (ATN)
Discussion about this post