• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Uni Eropa Melunak, Impor CPO Indonesia Masih Terbuka

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
January 13, 2021
in Business
2 min read
0
Indonesia Tunda Pungutan CPO dan Produk Turunannya

Sawit Indonesia. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
62 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Uni Eropa (UE) mulai melunak terhadap produk sawit Indonesia.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan, pihaknya masih membuka pintu untuk impor minyak kelapa sawit (CPO) dari Indonesia, meski kini tengah berlangsung sengketa dagang di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Menurut Piket, sepanjang 10 bulan pertama tahun lalu, ekspor kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa meningkat 27 persen secara nilai dan 10 persen secara volume.

RelatedPosts

Malaysia Hentikan Penyelidikan Safeguard Keramik Indonesia

53 Smelter Mineral di Indonesia Ditargetkan Beroperasi 2024

Indonesia dan Kamboja Kolaborasi Redam Kampanye Negatif Sawit Global

Rendang Padang Kian Mendunia, Siap Dipasarkan di Berbagai Negara

Indonesia Surplus Dagang dengan AS, Defisit dengan China

“Tren kinerjanya pada 10 bulan sepanjang 2020 meningkat. Ini menunjukkan bahwa tidak benar kami melarang ekspor minyak kelapa sawit,” jelasnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1/2021).

Sebelumnya, Uni Eropa membatasi impor CPO dari Indonesia dan negara produsen lain atas dasar Pedoman Energi Terbarukan II (Renewable Energy Directive II/REDII) yang menjadi undang-undang ET utama blok itu.

Melalui RED II, Uni Eropa didorong untuk meningkatkan porsi sumber terbarukan dalam bauran konsumsi energi mereka menjadi 32 persen dari total konsumsi pada 2030, yang mengindikasikan penghentian penggunaan biofuel.

Pada Desember 2019, Indonesia pertama kali mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan alasan bahwa pembatasan biofuel berbasis minyak sawit tidak adil dan meminta konsultasi dengan blok perdagangan tersebut.

Proses konsultasi dilakukan Indonesia dan UE pada 19 Februari 2020 di kantor pusat WTO di Jenewa, Swiss. Saat itu Indonesia mengajukan 108 pertanyaan terkait dengan penerapan kebijakan RED II. Kedua negara kemudian dapat berunding untuk menemukan jalan tengah selama 60 hari sejak konsultasi dilakukan.

Apabila sesuai jadwal, tenggat terakhir untuk berunding adalah 19 April 2020. Namun, terdapat penundaan karena situasi pandemi Covid-19.

Piket mengungkapkan, di luar proses sengketa di WTO, Uni Eropa telah membentuk kelompok kerja dengan negara-negara produsen termasuk Indonesia, untuk merundingkan isu-isu seputar keberlanjutan industri kelapa sawit yang menjadi ganjalan perdagangan produk ini selama beberapa waktu ke belakang.

“Ada kelompok kerja yang mendiskusikan hal ini. Sebelum akhir bulan ini, dari pihak UE mengharapkan supaya semua kebingungan yang ada bisa terselesaikan sehubungan dengan kelapa sawit,” katanya.

Sementara terkait sengketa di WTO, pihaknya akan mengikuti prosedur serta perkembangan yang dijalankan oleh badan internasional tersebut.

Selain Indonesia, Malaysia juga berencana mengajukan gugatan terhadap Uni Eropa ke WTO terkait diskriminasi sawit. (ATN)

Tags: Ekspor SawitKerjasama Indonesia-Uni EropaWTO
Previous Post

Vaksin Covid-19 Multilateral dari COVAX akan Tiba Lebih Cepat di Indonesia

Next Post

Uni Eropa Targetkan Perundingan I-EU CEPA dengan Indonesia Tuntas Tahun Ini

Related Posts

Soal Ekspor Nikel, Indonesia Siap Hadapi Gugatan Uni Eropa di WTO
News

Indonesia Sesalkan Langkah Uni Eropa Gugat Nikel di WTO

January 18, 2021
Hadapi Gugatan Nikel, Indonesia Siap Tempur dengan Uni Eropa di WTO
Business

Hadapi Gugatan Nikel, Indonesia Siap Tempur dengan Uni Eropa di WTO

January 15, 2021
Potensi Capai 1 Miliar Ton, Komisi VII Dorong Perbaikan Tata Kelola Tambang di Sultra
Business

Uni Eropa Makin Keras Desak WTO Cabut Larangan Ekspor Bijih Nikel Indonesia

January 15, 2021
Pasar Otomotif di ASEAN, Indonesia dan Thailand Bersaing Ketat
Business

Pemerintah Indonesia Desak Otoritas Filipina Cabut Hambatan Ekspor Otomotif

January 14, 2021
Indonesia Jajaki Pasar Ekspor Produk Sawit di Namibia, Afrika
Business

Indonesia Jajaki Pasar Ekspor Produk Sawit di Namibia, Afrika

January 14, 2021
Respon Uni Eropa Atas Penerapan Bea Masuk Produk Susu
Business

Uni Eropa Targetkan Perundingan I-EU CEPA dengan Indonesia Tuntas Tahun Ini

January 13, 2021
Next Post
Respon Uni Eropa Atas Penerapan Bea Masuk Produk Susu

Uni Eropa Targetkan Perundingan I-EU CEPA dengan Indonesia Tuntas Tahun Ini

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Malaysia Hentikan Penyelidikan Safeguard Keramik Indonesia
  • Degradasi Hutan Jadi Sumber Utama Banjir Bandang di Kalimantan Selatan
  • Indonesia Sesalkan Langkah Uni Eropa Gugat Nikel di WTO
  • Tambang Emas di China Meledak, 12 Pekerja yang Terjebak Sepekan Masih Hidup
  • Qatar Airways Raih Status ‘Diamond Standard’ Tertinggi di Keselamatan Kesehatan APEX Global
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.