ASIATODAY.ID, JENEWA – Agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina kian memperburuk kehidupan anak-anak di wilayah itu.
Menurut Organisasi Dana Darurat Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), saat ini tidak ada lagi tempat yang aman bagi anak-anak di Gaza.
Pernyataan itu dilontarkan UNICEF seraya mendesak semua pihak untuk mengakhiri kekerasan dalam konflik Israel- Hamas.
Juliette Touma, juru bicara senior UNICEF mengatakan bahwa anak-anak paling menderita di tengah gejolak baru-baru ini antara Israel dan Hamas.
“Ini situasi yang menakutkan. Hanya dalam lima hari terakhir kami telah melaporkan bahwa setidaknya 40 anak telah tewas di Jalur Gaza,” kata Juliette Touma, Kepala Komunikasi UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dikutip dari RT, Senin (17/5/2021),
Touma menambahkan bahwa dua anak tewas di Israel selama periode yang sama. Touma meminta semua pihak untuk berhenti bertikai.
Juru bicara mencatat bahwa lebih dari 30 sekolah rusak di Gaza dan tiga di Israel. UNICEF bekerja di lapangan untuk mengirimkan persediaan medis di daerah kantong Arab Palestina, karena banyak penduduk setempat telah menemukan tempat berlindung di fasilitas pendidikan yang dikelola PBB.
“Saat ini, jika menyangkut Gaza – tidak ada tempat yang aman untuk anak-anak,” kata Touma, seraya menekankan bahwa anak di bawah umur perlu dilindungi setiap saat.
Konflik yang membara antara Israel dan Gaza meningkat secara dramatis pada hari Senin, setelah bentrokan antara Israel dan Palestina di Yerusalem. Kelompok militan Palestina Hamas mulai menembakkan tembakan roket ke kota-kota Israel, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menanggapi dengan membom beberapa sasaran di Gaza.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan bahwa jumlah korban tewas Palestina melampaui 180 pada hari Minggu, dengan setidaknya 52 korban adalah anak-anak. Di Israel, 10 orang tewas selama seminggu terakhir. (ATN)
Discussion about this post