ASIATODAY.ID, JAKARTA – Universitas Oxford telah membuka lembaga studi ASEAN atau Institute of ASEAN Studies yang pertama di Inggris dan mengundang mahasiswa dari Indonesia untuk belajar dan ikut terlibat dalam penelitian di lembaga tersebut.
Kepala Jurusan Ilmu Sosial Universitas Oxford, Profesor Timothy Power, hadir di Jakarta Senin (15/8/2022) untuk memperkenalkan dan mempromosikan Institute of ASEAN Studies di Indonesia yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar di organisasi regional ASEAN.
Menurut Power, Institute of ASEAN Studies fokus pada isu-isu masa depan yang bakal dihadapi kawasan ini, misalnya terjadinya pergeseran atau perubahan di bidang teknologi, struktur demografi, dan juga masalah kelestarian lingkungan.
“Dengan menginduk pada jurusan Studi Global dan Kawasan, lembaga ini akan menjadi sumber pengetahuan, analisis, dan pembelajarakn global dan akan berperan penting untuk membangun koneksi, memunculkan talenta baru dari kawasan ini, dan memperluas peluang untuk berkolaborasi,” kata Power.
Menurutnya, lembaga studi ASEAN sangat penting karena pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN adalah salah satu yang terkencang di dunia dan mereka makin punya pengaruh besar di pentas global.
Selain itu, pertumbuhan kelompok kelas menengah di Asia Tenggara tumbuh makin kencang, industri pariwisata makin diperluas, dan kawasan tersebut makin dikenal sebagai kawasan industri yang sangat penting bagi perdagangan dan investasi internasional.
“Inggris belakangan ini juga semakin meningkatkan upaya untuk memperkuat hubungan, menambah investasi, dan melakukan pertukaran ilmu pengetahuan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara,” kata Power.
Kedatangan Power disambut oleh Perhimpunan Alumni Universitas Oxford di Indonesia atau Oxford Society Indonesia (OXSI) dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins.
“Kami ingin mendorong lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia untuk pergi ke Universitas Oxford, dan dengan kehadiran Institute of ASEAN Studies ini, Oxford Society Indonesia berharap bisa membina koneksi lebih besar untuk saling berbagi ilmu dan menciptakan lebih banyak peluang untuk berkolaborasi dengan Universitas Oxford dan Inggris, dan juga dukungan bagi program-program kami sekarang di Indonesia khususnya di bidang kelestarian, teknologi, ilmu social, dan ekonomi,” kata Presiden OXSI Dr Teddy Tjandra dalam pernyataan tertulis.
Duta Besar Owen Jenkins memastikan bahwa lembaga studi ASEAN yang baru dibentuk memiliki standar yang sangat tinggi di bidang penelitian dan pembelajaran.
“Ini merupakan inisiatif luar biasa dari Universitas Oxford sebagai sebuah lembaga pendidikan terkemuka di Inggris untuk mempromosikan studi tentang ASEAN dan kami sangat berkeinginan untuk mempererat kolaborasi dengan Oxford Society Indonesia di bidang pendidikan dan riset bagi Indonesia,” kata Jenkins. (ATN)
Discussion about this post