ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perusahaan rintisan Social Bella atau Sociolla membidik potensi ekonomi dari ekosistem perempuan Indonesia senilai USD59 miliar atau setara dengan Rp831,5 triliun.
Co-Founder & President Social Bella Christopher Madiam mengungkapkan, perusahaan akan menerapkan model bisnis baru yang disebut SHEcosystem tepat pada peringatan 7 tahun berdirinya Sociolla.
Langkah tersebut diklaim akan membangun dan menghubungkan beberapa ekosistem dari berbagai industri berbeda menjadi satu ekosistem yang terintegrasi.
“Dengan ekspansi ini, kami dapat melayani seluruh SHEconomy di Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai USD59 miliar dengan proyeksi CAGR sebesar 9,4 persen,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Rabu (30/3/2022).
Menurut Christopher, Social Bella kini memiliki tambahan 4 pilar bisnis lainnya, yaitu aplikasi super di bidang kecantikan SoCo, media kecantikan dengan ayanan end-to-end O2O marketing Beauty Journal, Brand Development dengan layanan distributor produk kecantikan dan perawatan diri dari hulu ke hilir, serta Lilla, platform untuk ibu dan anak.
Co-Founder & CEO Social Bella John Rasjid mengungkapkan, saat pandemi melanda pada awal 2020 dan berdampak pada bisnis dari berbagai industri, Social Bella justru dapat beradaptasi dengan dan melanjutkan rencana ekspansi.
Tidak hanya melakukan pengembangan bisnis di Indonesia, Social Bella juga melakukan ekspansi ke Vietnam pada 2020.
John mengklaim dalam waktu dekat perwakilan Vietnam akan menghadirkan gerai ke-10 dan telah merencanakan sejumlah gerai lainnya di berbagai kota di Vietnam.
Pada 2021, Social Bella melakukan ekspansi gerai omnichannel yang pertumbuhannya mencapai 10 kali lipat sejak gerai pertama dibuka pada 2019.
Saat ini, Social Bella juga memiliki 24 gudang multifungsi yang tersebar di wilayah Indonesia sehingga dapat melayani lebih dari 55.000 titik penjualan untuk bisnis Brand Development.
Selain dengan ekspansi bisnis yang agresif, perusahaan pun terus aktif mengembangkan tim dengan hampir 2.000 karyawan yang tersebar di Indonesia, Vietnam dan India.
Menurut Co-Founder & CMO Social Bella Chrisanti Indiana, selama pandemi, Sociolla berhasil memiliki lebih dari 150 brand yang tengah berkembang. Jumlah pengguna Sociolla juga meningkat lebih dari 2 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi, secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata (15 persen) peningkatan pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2021.
Sociolla juga memperoleh peningkatan loyalitas pelanggan dengan lebih dari 40 persen retensi dalam 1 tahun, lonjakan lebih dari 23 persen di AOV, serta lebih dari 109 persen untuk jumlah pembelian harian jika dibandingkan dengan pra-pandemi.
“Dalam waktu dekat, Social Bella berencana untuk meningkatkan penetrasi offline dan online Sociolla hingga tiga kali lipat pada tahun 2022 dalam menambah jumlah gerai sebanyak tiga kali lipat dalam waktu dua tahun,” imbuhnya.
Sebagai referensi, Social Bella adalah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi kecantikan terintegrasi. Diluncurkan pada 2015, bisnis Social Bella berevolusi dari e-commerce kecantikan dan perawatan menjadi ekosistem kecantikan dan perawatan diri online dan offline.
Social Bella kini telah memiliki lima pilar bisnis yang terus berkembang diperkirakan telah melayani kebutuhan sekitar 42 juta pengguna selama 2020. (ATN)
Discussion about this post