ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mendukung penuh pemerintah Indonesia untuk mengembangkan ketenagakerjaan yang lebih inklusif untuk kelompok rentan, termasuk anak muda, penyandang disabilitas, dan kaum perempuan.
Wakil Duta Besar AS Michael F Kleine mengatakan, Pemerintah Amerika Serikat berkomitmen membantu Indonesia memperkuat sumber daya manusia dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Selama lima tahun terakhir, USAID bermitra dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk membekali anak muda dari kelompok rentan dan berpenghasilan rendah dengan keterampilan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka serta berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
“Dengan keterampilan dan berbagai dukungan, mereka siap bersaing di pasar kerja abad ke-21,” kata Wakil Duta Besar Kleine, Sabtu (9/10/2021).
Menurutnya, memperoleh pekerjaan merupakan peristiwa penting dalam hidup dan membantu individu menjadi kontributor aktif terhadap perekonomian. Tapi, proses ini tidak mudah bagi orang dengan disabilitas, anak muda, dan perempuan karena adanya diskriminasi.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, USAID bermitra dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk meningkatkan keterampilan para pencari kerja dan meningkatkan kesempatan magang melalui Balai Latihan Kerja.
Selain itu, ada platform bursa kerja yang dapat menghubungkan pemberi kerja dan pencari kerja. Hingga saat ini, 425 instruktur dari 234 Balai Latihan Kerja di Pulau Jawa juga telah mendapat manfaat dari program pelatihan yang didanai oleh USAID. Kemudian mempromosikan inklusi gender dan sosial sejalan dengan undang-undang nasional.
Hingga saat ini, lebih dari 1.200 perusahaan Indonesia telah mengikuti pelatihan pengembangan ketenagakerjaan yang didanai oleh Pemerintah AS, termasuk 644 perusahaan di bawah program USAID Mitra Kunci bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).
Lebih dari 44.000 perempuan dan 300 karyawan penyandang disabilitas telah mendapatkan manfaat dari peluang ini.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menyatakan, inklusivitas adalah mandat konstitusi. Pemerintah menggandeng berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan dan kewirausahaan yang inklusif.
Salah satu hal yang harus ditingkatkan adalah, memberikan akses seluas-luasnya bagi kelompok rentan seperti pemuda miskin, perempuan dan orang dengan disabilitas untuk mendapatkan pelatihan skill, meningkatkan skill, atau skill baru, sehingga memiliki kesempatan mendapatkan pekerjaan yang baik, atau berwira usaha.
“Terimakasih tak terhingga kepada Pemerintah Amerika atas kerjasamanya dalam memperkuat isu ketenagakerjaan inklusif di Indonesia. Terimakasih juga kepada semua pihak. Semoga sinergisitas ini dapat berlanjut,” ujarnya. (ATN)
Discussion about this post