ASIATODAY.ID, NAYPYIDAW – Utusan khusus ASEAN ditolak untuk bertemu dengan sekelompok anggota parlemen Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myanmar. Mereka termasuk korban yang digulingkan.
Penolakan itu datang dari Junta Myanmar. Padahal, sebelumnya pemimpin junta, Min Aung Hlaing telah menjanjikan hal ini kepada Perdana Menteri Kamboja Hun Sen yang merupakan ketua ASEAN tahun ini.
Penolakan ini dilakukan di tengah upaya ASEAN untuk memecahkan kebuntuan politik selama setahun di Myanmar akibat kudeta.
Laporan Malay Mail, Senin, 21 Februari 2022, Myanmar berada dalam kekacauan, ekonominya lumpuh. Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 1.500 warga sipil tewas dalam tindakan keras militer sejak kudeta pada Februari 2021
ASEAN telah berada di garis depan upaya diplomatik untuk mengakhiri krisis yang memicu protes massal dan tindakan brutal terhadap perbedaan pendapat, termasuk 12.000 orang ditangkap.
Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn, utusan khusus baru ASEAN untuk Myanmar, mengatakan pada pertemuan para menteri luar negeri blok itu Kamis lalu, bahwa ia berencana melakukan kunjungan pada Maret dan bertemu dengan pejabat tinggi junta.
Dengan dukungan dari Malaysia, ia juga berusaha untuk bertemu dengan anggota ‘Pemerintah Persatuan Nasional’ (NUG) yang didominasi oleh anggota parlemen dari partai terguling pimpinan Aung San Suu Kyi yang bekerja untuk menggulingkan junta.
Kementerian Luar Negeri Myanmar mengeluarkan pernyataan pada Minggu malam.
“Mereka mengatakan akan mempromosikan kerja sama yang konstruktif dengan ASEAN termasuk utusan khusus,” demikian laporan Malay Mail.
Namun, ia tidak dapat menyetujui utusan khusus yang terlibat dengan ‘asosiasi yang melanggar hukum dan kelompok teroris’.
“Hal ini bertentangan dengan prinsip piagam ASEAN tapi juga merusak upaya kontra-terorisme ASEAN,” kata Kementerian Luar Negeri Myanmar dalam pernyataannya.
“Kementerian sekali lagi mendesak kedua anggota untuk tidak menggunakan platform ASEAN untuk membuat komentar seperti itu dan mendorong (mereka) untuk mengutuk tindakan teroris,” lanjutnya.
Pada Mei tahun lalu, junta menyatakan NUG sebagai teroris. Mereka telah memenjarakan beberapa anggota tinggi partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi itu.
Sebagian besar anggota NUG berada di pengasingan atau bersembunyi. Prak Sokhonn tidak memberikan perincian tentang di mana atau kapan pertemuan di masa depan akan diadakan. (ATN)
Discussion about this post