ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) baru saja melakukan perombakan manajemen.
Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 27 April 2021, perseroan sepakat melakukan pergantian Nicolas D Kanter sebagai Presiden Direktur lantaran masa jabatannya sudah berakhir. Selanjutnya para pemegang saham menyetujui pengangkatan Febriany Eddy sebagai Presiden Direktur yang baru untuk periode 3 tahun atau sampai dengan penutupan RUPST tahun 2024.
Pemegang saham juga menyetujui pengangkatan kembali sejumlah direksi yakni Bernardus Irmanto, Dani Widjaja, Agus Superiadi dan Vinicius Mendes Ferreira untuk periode yang sama.
Perseroan juga telah menetapkan pembagian dividen dengan total mencapai USD33,1 juta atau USD0,00333 per saham. Dividen ini berasal dari laba bersih perseroan pada tahun 2020 yakni USD82,81 juta.
Menurut Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto, aksi korporasi ini dilakukan setelah perseroan menimbang jumlah kas yang tersedia untuk modal kerja, pembayaran pinjaman serta bunganya.
“Pembayaran dividen ini akan dilakukan perseroan pada tanggal 28 Mei 2021,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (29/4/2021).
Sementara itu, hingga kuartal-I 2021, Vale Indonesia berhasil mencatat kinerja positif dengan lonjakan laba bersih mencapai 16,37 persen menjadi USD33,69 juta pada kuartal I-2021 dibandingkan periode sama tahun lalu USD28,95 juta.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh meningkatnya harga nikel yang mampu mengimbangi penurunan penjualan. Secara rinci, pendapatan perseroan pada kuartal I-2021 naik 18,2 persen menjadi USD206,5 juta dibandingkan periode sama tahun lalu USD174,65 juta.
Kemudian, kas dan setara kas Vale Indonesia pada 31 Maret 2021 sebesar USD386,2 juta, turun sedikit dari posisi per 31 Desember 2020 sebesar USD388,7 juta. Perseroan akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas.
Pada periode tersebut, Vale Indonesia telah mengeluarkan sekitar USD38,5 juta untuk belanja modal pada kuartal I-2021, mengalami penurunan dari yang dikeluarkan pada kuartal IV-2020 sebesar USD47,7 juta.
Dari penggunaan capex ini, perseran berhasil memproduksi 15.198 metrik ton (MT) nikel dalam matte, menurun masing-masing 8 persen dan 14 persen dibandingkan dengan produksi pada kuartal IV-2020 dan kuartal I-2020. Penurunan produksi tersebut dipicu oleh penurunan pada aktivitas pemeliharaan.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi hingga 64.000 MT. Perseroan turut berniat membangun kembali salah satu tanur listrik.
Tahun ini, Vale Indonesia juga mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) USD130 juta. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pembangunan kembali furnace 4 dan peremajaan alat berat tambang serta pengembangan tambang. (ATN)
Discussion about this post