ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pandemi global wabah coronavirus (Covid-19) di Indonesia kian mengkhawatirkan.
Pemerintah Indonesia mencatat adanya penambahan kasus baru pasien positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia, yakni sebesar 149 orang. Dengan tambahan itu, maka total pasien terkonfirmasi Covid-19 menjadi 1.677 orang.
Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan data tersebut diperoleh hingga siang ini, Rabu (1/4/2020).
“Total pasien yang positif kini yang telah terkonfirmasi menjadi 1.677 orang,” terang Yuri, dalam keterangan pers Rabu (1/4/2020).
Selain itu, ada penambahan kasus meninggal sebanyak 21 kasus, ini adalah jumlah yang sudah terkonfirmasi positif virus Corona. Jadi, hingga saat ini sudah ada 157 orang yang meninggal dalam wabah ini.
“Total kini yang terkonfirmasi meninggal adalah 157 orang,” jelasnya.
Sedangkan pasien yang sembuh, bertambah 22 orang. Kini total yang sembuh 103 orang.
Menurut Yuri, dengan masih banyaknya pasien yang positif dan meninggal ini, membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak melakukan imbauan pemerintah.
“Mari kita memutus mata rantai penularan. Jaga kesehatan diri masing-masing. Tentukan jarak kontak sosial dengan orang lain, lebih dari 1,5 meter,” imbuhnya.
“Lindungi orang lain, untuk itu hendari bersentuhan, berkerumun, dan tempat ramai. Ini peran yang bisa kita lakukan. Cuci tangan dengan menggunakan sabun. Virus ini sangat mudah hancur bila mana terkena sabun,” tandasnya.
Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperingatkan bahwa jumlah penyebaran virus corona di dalam negeri bisa jadi lebih mengerikan daripada yang terlihat.
Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih mengatakan bahwa data yang ada saat ini bisa jadi hanya mencerminkan 20 persen total infeksi yang benar-benar terjadi.
“Menurut para pakar, memang dari yang positif 1.500-an, itu hanya 20 sekian persen dari total yang terinfeksi. Jadi, tinggal dikalikan lima, kira-kira itu total yang terinfeksi sebanyak 7.500, dan itu sudah menyebar ke seluruh Indonesia,” jelasnya, Rabu (1/4/2020).
Daeng menuturkan saat ini pasien virus corona tidak lagi hanya terpusat di rumah sakit rujukan pemerintah. Dia juga menyatakan bahwa perwatan pasien kini telah melibatkan Puskesmas karena penyebarannya yang kian masif.
Dengan kondisi ini dia mengatakan bahwa saat ini IDI mengerahkan tidak hanya dokter spesialis paru, penyakit dalam, dan anak untuk menangani pasien virus corona. Seluruh dokter dengan spesialisasi berbeda kini diperbantukan untuk penanganan pandemi tersebut.
Hal ini dilakukan karena jumlah pasien terus bertambah. Di Jakarta saja, dia menyebutkan bahwa jumlah pasien sudah mencapai lebih dari 700-an pasien. Jumlah dokter spesialis paru dan penyakit dalam tidak cukup memadai untuk merawat total pasien tersebut.
IDI kini tengah berupaya memberikan pelatihan keterampilan singkat kepada para dokter untuk menangani pasien virus corona. Pemberian keterampilan ini dilakukan secara jarak jauh atau tele workshop. Pelatihan serupa akan diberikan kepada para tenaga medis lain seperti perawat.
Dia menyatakan pihaknya tidak dapat menyampaikan jumlah pasti dokter yang terlibat dalam penanganan virus corona saat ini. Pasalnya, saat ini tidak semua dokter yang terlibat merupakan dokter yang bekerja di rumah sakit tertentu.
“Detail jumlahya tidak bisa kami sebutkan karena timnya selalu dirotasi, dan tidak semua berada di rumah sakit pemerintah. Kerjanya selalu rotasi, dan RS yang ditunjuk ada 132 RS, tapi yang tidak dtunjuk termasuk di puskesmas, sudah kedatangan pasien juga,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post