ASIATODAY.ID, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan negara-negara di Asia Tenggara untuk bertindak agresif memerangi coronavirus (Covid-19) yang menyebar cepat sekaligus memperingatkan bahwa beberapa negara mengarah pada penularan dari komunitas kepada masyarakat.
Menurut WHO, infeksi telah melonjak di seluruh wilayah dalam beberapa pekan terakhir sehingga memaksa beberapa negara untuk memperkenalkan langkah-langkah drastis mulai dari menutup perbatasan negara sampai pemberlakuan jam malam. Sedangkan di sejumlah negara sekolah ditutup dan kegiatan olahraga dihentikan.
WHO menilai, ada kekhawatiran bahwa sistem perawatan kesehatan masyarakat yang lebih lemah di banyak negara Asia Tenggara tidak akan mampu mengatasi wabah yang telah menjadi pandemi global tersebut.
“Kita perlu segera meningkatkan semua upaya untuk mencegah virus yang menginfeksi lebih banyak orang,” kata Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO, dilansir CNA, Rabu (18/3/2020).
Saat ini, Malaysia tercatat sebagai negara di Asia Tenggara dengan tingkat kasus virus corona tertinggi yang mencapai 673 kasus. Sebuah acara keagamaan tabligh akbar yang melibatkan sekitar 16.000 orang akhir-akhir ini memberi kontribusi pada kasus tersebut.
Poonam Khetrapal Singh, mengakui semakin banyak kelompok penularan virus yang sedang dikonfirmasi. Karena itu dibutuhkan upaya yang lebih agresif dan seluruh masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih lanjut.
“Kita jelas perlu melakukan lebih banyak tindakan dan mendesak untuk diakukan,” ujarnya.
Sebelumnya, WHO merekomendasikan penderita gejala infeksi virus corona untuk menghindari asupan medis atau obat ibuprofen.
WHO merujuk pada peringatan Menteri Kesehatan Prancis Oliver Veran yang menyatakan jenis obat itu bisa memperburuk efek dari virus corona.
Veran sendiri menyatakan hal itu berdasarkan penelitian terkini yang ditulis dalam jurnal medis The Lancet.
Juru bicara WHO, Chrisitan Lindmeier mengatakan pihaknya pun memberikan rekomendasi yang sama.
“Kami merekomendasikan penggunaan paracetameol, dan bukan menggunakan ibuprofen untuk pengobatan diri sendiri. Ini penting,” tegas Lindmeier. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post