ASIATODAY.ID, JAKARTA – World Bank memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2023 tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun ini sejalan dengan pelambatan ekonomi global.
Kepala Ekonom World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Habib Rab mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia pada 2023 hanya tumbuh sebesar 4,8 persen. Proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2022 yang diproyeksikan mencapai 5,2 persen.
“Kami proyeksikan tetap kuat, meskipun pertumbuhannya agak sedikit melambat. Pertumbuhan diperkirakan 5,2 persen pada 2022 menjadi 4,8 persen pada 2023,” katanya, Kamis (15/12/2022).
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut masih tetap kuat, meski konsumsi swasta akan cenderung melambat. Di sisi lain, World Bank memperkirakan tingkat inflasi pada 2023 akan tetap berada di atas target sasaran Bank Indonesia, sekitar 2–4 persen. Tingkat inflasi 2023 diperkirakan mencapai 4,5 persen.
Selanjutnya, laju inflasi baru diperkirakan melandai pada 2024, yang diproyeksikan mencapai 3,6 persen. Dari sisi World Bank juga memperkirakan defisit APBN akan kembali ke level di bawah 3 persen, tepatnya mencapai 2,7 persen dari PDB Indonesia pada 2022.
“Defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB, didorong oleh sisi pendapatan yang meningkat dan turunnya belanja penanganan Covid-19,” jelas Habib.
Menurut Habib, beberapa risiko yang perlu diwaspadai ke depan diantaranya masih akan ada guncangan harga komoditas, tekanan dari sisi permintaan, dan berlanjutnya pelemahan rupiah. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post