ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia secara bertahap terus membangun kemandirian di sektor energi dengan cara membenahi tata kelola industri minyak dan gas (Migas).
Untuk itu, Kementerian BUMN bekerja keras menekan impor Migas guna menata neraca transaksi berjalan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, beberapa terobosan telah dilakukan.
Pertama, mempercepat restrukturisasi keuangan Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dari target awal pada 2020 menjadi akhir 2019. Dengan demikian, TPPI bisa beroperasi maksimal dalam 3 tahun ke depan.
“Rencana besar Presiden Jokowi sudah dua yang menjadi konkret. Pertama, TPPI yang sejak 2012 dinyatakan default pengoperasian belum berjalan baik, saat ini restrukturisasi keuangan sudah berjalan baik, sehingga perusahaan bisa berjalan sehat,” ujar Erick dalam keterangannya, Senin (23/12/2019).
Progres TPPI tersebut diklaim oleh Erick bisa berjalan dengan baik melalui kolaborasi antara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kementerian ESDM. Erick memastikan TPPI dapat beroperasi maksimal.
Kedua, lompatan di sektor energi melalui implementasi B30. Pada Senin (23/12), Pertamina resmi meluncurkan B30 yang mampu mengurangi impor migas dengan memaksimalkan penggunaan fatty acid methyl ester (FAME) yang dicampur ke dalam solar.
Erick memandang, penggunaan B30 bisa mempercepat kurangnya ketergantungan terhadap impor sehingga Indonesia lebih kompetitif dan efisien.
“Ini juga bagian dari agenda besar yang sudah dicanangkan Presiden,” imbuhnya.
Dalam penyaluran B30, Pertamina telah bekerja sama dengan 18 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN). Perusahaan pelat merah itu telah menyiapkan 28 titik penerimaan FAME untuk B30, di antaranya di Medan, Dumai, Siak, Teluk Kabung, Plaju, Panjang, Tanjung Gerem, Bandung Group, Tanjung Uban, dan Jakarta Group.
Selain itu, masih ada di Cikampek, Balongan, Tasikmalaya Group, Cilacap Group, Semarang Group, Tanjung Wangi, Surabaya, Tuban, Boyolali, Rewulu, Bitung, Balikpapan Group, Kasim, Kotabaru Group, Makassar, Manggis, Kupang, dan STS Pontianak. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post