ASIATODAY.ID, JAKARTA – Konsorsium perusahaan Jepang Hitachi Ltd dan ABB Ltd dengan Hitachi ABB Power Grids Ltd resmi beroperasi untuk menjajaki pengembangan bisnis energi terbarukan di Indonesia.
Langkah itu diharapkan memberi dampak positif terhadap iklim investasi di Indonesia.
Hitachi memegang 80,1 persen saham dari perusahaan patungan ini (volume bisnisnya mencapai USD10 miliar) dan ABB memiliki saham selebihnya. Executive Wakil Presiden Hitachi Toshikazu Nishino merupakan chairman perusahaan baru tersebut dan Claudio Facchin menjabat sebagai CEO.
“Teknologi digital terdepan Hitachi, digabungkan dengan solusi-solusi power-grid kelas dunia akan membantu kami berperan aktif dalam transformasi dan dekarbonisasi sistem energi global untuk masa depan energi yang berkelanjutan,” terang Toshikazu Nishino, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (4/7/2020).
Perusahaan yang menggabungkan dua korporasi raksasa global tersebut menciptakan pemimpin tenaga listrik. Aliansi dengan Hitachi akan memfasilitasi perluasan peluang bagi perusahaan baru ini di bidang mobilitas, smart city, industri, penyimpanan energi (energy storage) dan pusat data (data center) di antaranya di Indonesia.
CFO ABB dan Direktur Dewan Hitachi ABB Power Grids, Timo Ihamuotila menjelaskan sinergi dan akses ke pasar baru dan berkembang yang difasilitasi Hitachi akan mendukung pengembangan bisnis Power Grids ke tahap berikutnya, seraya memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar.
Hal senada disampaikan CEO Hitachi ABB Power Grids, Claudio Facchin. Ia menjelaskan dengan menggabungkan kekuatan teknologi kedua perusahaan, maka diprediksi akan mendapatkan peluang pasar baru.
“Kami tetap berkomitmen untuk mendukung energi masa depan, sebagai mitra pilihan untuk mewujudkan sistem teknologi yang lebih pintar dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Sementara itu, Country Managing Director PT ABB Power Grids Indonesia Michel Burtin menyampaikan perusahaan gabungan baru antara Hitachi dan ABB Power Grids akan memperkuat portofolio perusahaan dengan solusi-solusi inovatif bukan di sektor listrik dan energi saja, tetapi di sektor strategis lainnya seperti transportasi dan infrastruktur. (ATN)
Discussion about this post