ASIATODAY.ID, BEIJING – Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan kekuatan militernya di Laut China Selatan.
Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Theodore Roosevelt dan kelompok tempurnya memasuki Laut China Selatan pada hari Minggu untuk operasi rutin kebebasan navigasi.
Operasi itu berlangsung setelah Parlemen China pekan lalu mengesahkan undang-undang yang memberi izin kepada pasukan coast guard-nya untuk menembak kapal asing di Laut China Selatan dan Timur.
Washington berdalih bahwa kelompok tempur kapal induknya memasuki Laut China Selatan untuk operasi kebebasan navigasi. Namun tidak menutup kemungkinan hal itu juga menjadi cara Amerika untuk menantang China agar menembaknya setelah undang-undang kontroversial itu disahkan.
Sekadar diketahui, UU itu disahkan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional—badan legislatif tertinggi China—pada Jumat pekan lalu.
“Memberikan otoritas kepada coast guard untuk menggunakan segala cara yang diperlukan, termasuk menembaki kapal asing, untuk melindungi wilayah dimana China mengklaim yurisdiksinya,” tuilis South China Morning Post (SCMP) mengutip teks dokumen UU tersebut.
UU itu juga memungkinkan pasukan coast guard untuk melancarkan serangan pendahuluan terhadap kapal asing tanpa peringatan sebelumnya jika komandan menganggap langkah seperti itu perlu, dan mencakup ketentuan di mana personel coast guard dapat naik dan memeriksa kapal asing. Bahkan, UU itu memungkinkan pasukan coast guard untuk menghancurkan bangunan milik negara lain yang dibangun di wilayah yang diklaim oleh China.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa undang-undang tersebut sejalan dengan praktik internasional.
“Beijing akan tetap berkomitmen untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di laut,” katanya.
Komando Indo-Pasifik AS telah mengonfirmasi manuver kelompok tempur kapal induk USS Theodore Roosevelt di Laut China Selatan.
“Kelompok tempur kapal induk ini dalam jadwal penempatan ke Armada ke-7 AS untuk memastikan kebebasan laut,” bunyi pernyataan komando tersebut seperti dikutip Japan Times, Senin (25/1/2021).
“Kelompok tempur ini melakukan operasi keamanan maritim, yang mencakup operasi penerbangan dengan pesawat tetap dan sayap putar, latihan serangan maritim, dan pelatihan taktis terkoordinasi antara unit permukaan dan udara,” lanjut pernyataan tersebut.
Buruk untuk Perdamaian
Kementerian Luar Negeri China menyatakan, Amerika Serikat (AS) sering mengirim kapal dan pesawat ke Laut China Selatan untuk “pamer otot”. Beijing menyebut, ini tidak baik untuk perdamaian.
Pernyataan ini datang setelah AS mengirim kelompok tempur kapal induk ke Laut China Selatan pada akhir pekan lalu.
Pengiriman kelompok tempur kapal induk USS Theodore Roosevelt ke perairan sengketa itu dipandang sebagai pesan implisit kepada China hanya beberapa hari setelah pelantikan Presiden AS, Joe Biden di tengah titik terendah dalam hubungan China-Amerika.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyatakan keberadaan kapal perang AS di kawasan sengketa tersebut hanya akan memanaskan situasi yang ada.
“AS sering mengirim pesawat dan kapal ke Laut China Selatan untuk “memamerkan ototnya”. Ini tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (25/1/2021).
Terkait dengan pengerahan 13 armada pesawat tempur, termasuk pesawat pembom berkemampuan nuklir, ke sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, Zhao menolak berkomentar.
Dia hanya mengatakan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari China dan bahwa AS harus mematuhi prinsip “Satu China”. (ATN)
Discussion about this post