ASIATODAY.ID, JAKARTA – Twitter mengatakan tidak akan lagi mengizinkan pengiklan di situsnya yang menyangkal konsensus ilmiah tentang perubahan iklim.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan yang sudah diterapkan oleh Google.
“Iklan tidak boleh mengurangi pembahasan penting tentang krisis iklim,” demikian keterangan tertulis perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang menguraikan kebijakan barunya Jumat (22/4/2022).
Tidak ada indikasi bahwa perubahan tersebut akan mempengaruhi apa yang diposting pengguna di situs media sosial, yang bersama dengan Facebook telah menjadi sasaran kelompok yang berusaha mempromosikan klaim menyesatkan tentang perubahan iklim.
Pengumuman yang bertepatan dengan Hari Bumi datang beberapa jam sebelum Uni Eropa menyetujui kesepakatan yang mengharuskan perusahaan teknologi besar itu untuk memeriksa situsnya lebih dekat terkair ujaran kebencian, disinformasi, dan konten berbahaya lainnya.
Twitter mengatakan, akan memberikan lebih banyak informasi dalam beberapa bulan mendatang tentang bagaimana rencananya untuk menyediakan “konteks yang andal dan otoritatif untuk pembahasan iklim” yang melibatkan penggunanya, termasuk dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim.
Twitter telah memiliki topik khusus iklim di situsnya dan menawarkan tempat khusus di situsnya selama konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun lalu untuk melawan informasi yang salah seputar masalah tersebut. (ATN)
Discussion about this post