ASIATODAY.ID, NEW DELHI – Pemerintah India mendesak Rusia dan Ukraina untuk mengamankan perjalanan yang aman bagi sekitar 12.000 warganya yang terjebak di negara itu.
Desakan ini disampaikan setelah seorang mahasiswa India tewas pada Selasa (1/3/2022) dalam penembakan di Ukraina.
“Dengan kesedihan yang mendalam, kami mengonfirmasi bahwa seorang mahasiswa India kehilangan nyawanya dalam penembakan di Kharkiv pagi ini,” kata juru bicara kementerian luar negeri India Arindam Bagchi di Twitter.
Dia menambahkan, menteri luar negeri “memanggil duta besar Rusia dan Ukraina untuk menegaskan kembali permintaan kami untuk perjalanan aman yang mendesak bagi warga negara India yang masih berada di Kharkiv dan kota-kota di zona konflik lainnya”.
Kharkiv, kota kedua Ukraina, telah menjadi sasaran pasukan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke negara Eropa Timur itu Kamis lalu.
Pada hari Selasa, alun-alun pusat kota dekat perbatasan Rusia itu ditembaki oleh pasukan. Dengan rudal yang menghantam gedung pemerintah setempat, kata gubernur regional Oleg Sinegubov.
Sebelum invasi Rusia, ada sekitar 20.000 orang India di Ukraina. Sekitar 8.000 telah berhasil meninggalkan negara itu, di antaranya sekitar 1.400 telah diterbangkan kembali ke India, menurut para pejabat.
Menurut media India, beberapa mahasiswa menghadapi kesulitan menyeberang ke negara-negara tetangga, dengan beberapa penjaga perbatasan Ukraina dilaporkan menolak untuk membiarkan mereka lewat dan menuntut uang.
India, yang telah lama mengalami ketegangan dalam hubungannya dengan Moskow dan Barat dan yang mendapatkan sebagian besar senjatanya dari Rusia, pekan lalu abstain dalam resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyesalkan “agresi” Rusia. (ATN)
Discussion about this post