• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

12 Juta Pengguna Baru E-Commerce Lahir di Indonesia di Masa Pandemi

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
November 5, 2020
in Business
2 min read
0
12 Juta Pengguna Baru E-Commerce Lahir di Indonesia di Masa Pandemi

E-commerce. Ilustrasi

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
56 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Hasil riset terbaru yang diprakarsai oleh startup solusie-commerce, Sirclo, bertajuk “Navigating Indonesia’s E-commerce covid-19 Impact & The Rise of Social Commerce,” menunjukkan bahwa, di Indonesia terdapat 12 juta pengguna baru e-commerce selama pandemi Covid-19.

“Dari data kami, ada 12 juta pengguna e-commerce baru selama Covid-19 selama hampir 9 bulan ini, dan dari survei juga, setidaknya 40 persen yang akan menjadikan belanja online sebagai kebiasaan,” jelas pendiri sekaligus CEO Sirclo, Brian Marshal, dalam keterangan dikutip Kamis (5/11/2020).

Menurut Brian, angka 40 persen tersebut, akan terus berkembang, sebab pengguna baru cenderung tetap memilih berbelanja online menggunakan platform e-commerce, tidak bersifat temporer hanya di masa pandemi saja.

RelatedPosts

Rendang Padang Kian Mendunia, Siap Dipasarkan di Berbagai Negara

Indonesia Surplus Dagang dengan AS, Defisit dengan China

Hadapi Gugatan Nikel, Indonesia Siap Tempur dengan Uni Eropa di WTO

Tiga Smelter Nikel di Indonesia Ditargetkan Operasi Tahun ini

Sultra Ekspor 48 Ton Biji Mete ke Vietnam

Secara umum, pertumbuhan e-commerce di Indonesia meningkat lebih dari 90 persen, jauh dari perkiraan sebelumnya yang diprediksi meningkat 54 persen.

“Pertumbuhannya hampir dua kali lipat pada tahun ini dibanding tahun sebelumnya, itu bahkan jauh lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya, padahal based angka tahun sebelumnya lebih kecil,” terang Brian.

Brian memandang, pertumbuhan ini akan berdampak pada tahun-tahun berikutnya.

“Melalui data makro yang kami peroleh, pandemi ini membuat terjadinya percepatan, yang tadinya sudah cepat, makin cepat,” jelas Brian.

Dari sisi produk kata Brian, pada awal pandemi produk terkait sanitasi, misalnya hand sanitizer, melonjak luar biasa. Bahkan, sampai kuartal ketiga permintaan terhadap produk tersebut masih tinggi, meskipun angka tidak melonjak seperti pada kuartal pertama ke kuartal kedua.

Sementara, terkait perilaku pengguna e-commerce, riset Sirclo menunjukkan bahwa sekitar 20 persen atau 1 dari 5 orang yang berbelanja online, melakukan belanja online sebanyak 9 kali per bulan atau sebanyak dua kali dalam sepekan.

Pengguna e-commerce sebanyak 58 persen adalah perempuan. Di sisi lainnya, konsumen pria juga tidak kalah banyak, yaitu 42 persen.

“Sekarang semua orang sudah berbelanja online, tidak lagi kontras secara gender,” kata Brian.

Secara medium, smartphone terus melaju cepat mendominasi transaksi online. Sebanyak 95 persen pengguna saat ini berbelanja melalui smartphone. Ini ditambah fakta bahwa akses internet saat ini lebih banyak dilakukan melalui smartphone, sementara lebih dari 90 persen berbelanja di marketplace.

Sejak dua hingga tiga tahun terakhir, marketplace memang telah mendominasi sebagai jalur atau kanal utama orang berbelanja online di Indonesia.

Pada peringkat selanjutnya, setelah marketplace, sebanyak 51 persen pengguna e-commerce memilih kanal website untuk berbelanja online, dan 44 persen memilih menggunakan jalur media sosial.

“Dari semua orang yang berbelanja online itu sudah kurang dari setengahnya yang berbelanja dari jalur atau kanal yang bisa dibilang bukan kanal e-commerce sesungguhnya, seperti melalui Instagram, WhatsApp,” tandas Brian. (ATN)

Tags: Asia DigitalE-commerceSirclo
Previous Post

Transisi Energi Mengancam Ekspor Batu Bara Indonesia

Next Post

Tambang Batu Bara di China Meledak, 8 Pekerja Belum Ditemukan

Related Posts

Pasar Data Center Global Diproyeksi Tumbuh USD304,87 Juta, Asia Pasifik Paling Pesat
Business

Pasar Data Center Global Diproyeksi Tumbuh USD304,87 Juta, Asia Pasifik Paling Pesat

January 6, 2021
12 Juta Pengguna Baru E-Commerce Lahir di Indonesia di Masa Pandemi
Business

Indonesia Pimpin Asia Tenggara dalam Pertumbuhan Pengguna E-Commerce

December 30, 2020
Transaksi Digital di Indonesia Tembus Rp180,74 Triliun Selama Pandemi Covid-19
Business

Transaksi Digital di Indonesia Tembus Rp180,74 Triliun Selama Pandemi Covid-19

December 16, 2020
China Siap Kuasai Ekonomi Digital Dunia
Business

China Siap Kuasai Ekonomi Digital Dunia

December 14, 2020
Imbas Covid-19, Ekonomi Jakarta Rontok 40 Persen
Business

GELIAT EKONOMI ASEAN: Indonesia Siap Ungguli Malaysia dan Singapura

December 13, 2020
Indonesia dan Jepang Jajaki Kolaborasi Investasi Startup Digital
Business

Indonesia dan Jepang Jajaki Kolaborasi Investasi Startup Digital

November 27, 2020
Next Post
Kecelakaan Tambang Batu Bara di China, Belasan Pekerja Tewas

Tambang Batu Bara di China Meledak, 8 Pekerja Belum Ditemukan

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Bangga Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Juara Thailand Open 2021
  • Gempa Sulbar : Korban Jiwa Bertambah Jadi 73 Orang
  • Singapura Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air di Indonesia
  • Banjir Lumpuhkan Kalimantan Selatan, 10 Kabupaten/Kota Terdampak
  • Rudal Balistik Iran Nyaris Menghujam Kapal Induk AS di Samudera Hindia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.