ASIATODAY.ID, WELLINGTON – Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern membela Australia terkait ulah diplomat China menyebarkan informasi palsu. Unggahan tersebut berupa gambar tentara Australia yang memegang pisau di leher seorang anak Afghanistan.
“Gambar tersebut tidak aktual,” kata Ardern, dilansir dari Russia Today, Selasa (1/12/2020).
Ia mengatakan bahwa pemerintahannya telah menghubungi Beijing secara langsung untuk mengajukan keberatan atas gambar kontroversial tersebut. Gambar tersebut diunggah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.
Dalam kasus ini, kata Ardern, gambar yang digunakan tidak benar secara faktual dan bukan gambar asli.
“Jadi kami telah menyampaikannya langsung kepada otoritas China,” imbuh PM Ardern.
Zhao mengunggah gambar tersebut dengan diberi keterangan, bahwa ia terkejut atas pembunuhan warga sipil dan tahanan Afghanistan di tangan tentara Australia.
“Kami sangat mengutuk tindakan tersebut dan menyerukan untuk meminta pertanggungjawaban mereka,” katanya di Twitter.
Unggahan Zhao memicu kemarahan Australia. PM Australia Scott Morrison mengatakan, Australia tengah mengupayakan penghapusan gambar yang “benar-benar menjijikkan itu” yang diunggah pada Senin, 30 November.
“Konten ini benar-benar memalukan dan tidak dapat dibenarkan atas dasar apapun. Pemerintah China harus benar-benar malu dengan unggahan ini. Hal ini bisa membuat (kredibilitas) mereka berkurang di mata dunia,” tutur PM Morrison dalam konferensi pers.
“Perilaku semacam ini tidak baik untuk hubungan apapun, dan menjadi penghinaan yang memalukan dan menjijikkan terhadap Angkatan Bersenjata Australia,” tegasnya.
“Ini menjadi dasar pemikiran saya, bahwa sangat penting untuk menjaga kepentingan bersama, sehingga tindakan mengerikan ini bisa ditangani,” pungkas PM Morrison. (ATN)
Discussion about this post