ASIATODAY.ID, AUSTIN – Perubahan iklim global memicu terjadinya suhu dingin ekstrem di wilayah Texas. Selain menimbulkan penderitaan bagi warga, suhu dingin juga mengakibatkan ribuan ekor penyu terdampar di pantai Pulau Padre Selatan, lepas pantai selatan Texas, Amerika Serikat (AS).
Melansir Reuters, Kamis (18/2/2021), para relawan telah membawa sekitar 4.700 penyu itu ke pusat konservasi. Di sana, ribuan penyu itu disimpan di dalam bak dan kandang sebelum akhirnya nanti dilepaskan saat air lebih hangat.
“Ini peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Wendy Knight, direktur eksekutif pusat penelitian dan konservasi Sea Turtle Inc, yang memimpin upaya tersebut.
Knight mengatakan biasanya hanya 100 hingga 500 ekor penyu yang terdampar di pantai di Texas selatan setiap musim dingin.
Jutaan orang Texas telah dibiarkan tanpa panas karena pemadaman energi dalam keadaan yang dipicu oleh musim dingin. Suhu udara dan air turun jauh di bawah rata-rata biasanya.
Rekaman video oleh Ed Caum, direktur eksekutif Biro Pengunjung dan konservasi Pulau Padre Selatan, menunjukkan para sukarelawan dengan hati-hati menempatkan penyu di troli. Dalam waktu singkat, lantai pusat konservasi yang dipenuhi kura-kura dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Caum menyebut penyu-penyu itu mengalami “cold-stun” – suatu kondisi di mana hewan berdarah dingin tiba-tiba menunjukkan reaksi hipotermia seperti kelesuan dan ketidakmampuan untuk bergerak ketika suhu di lingkungan sekitar turun.
“Kami telah membawa penyu-penyu itu ke pusat konservasi untuk mendapatkan suhu aslinya kembali,” kata Caum, lewat salah satu video.
Hentikan Perangi Alam
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta tindakan global untuk menghentikan “perang bunuh diri yang tidak masuk akal dengan melawan alam”. Pada Kamis (18/2), Guterres mengajak semua orang ikut mengatasi gangguan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.
“Saya ingin menjelaskan, tanpa bantuan alam, kita tidak akan berkembang atau bahkan bertahan hidup. Sudah terlalu lama, kita telah melancarkan perang yang tidak masuk akal dan bunuh diri terhadap alam. Hasilnya adalah tiga krisis lingkungan yang saling terkait: gangguan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi yang mengancam kelangsungan hidup kita sebagai spesies,” katanya dalam konferensi pers untuk peluncuran laporan Program Lingkungan PBB, “Berdamai dengan Alam.”
Guterres mengatakan kesejahteraan manusia terletak pada perlindungan kesehatan planet. Oleh karena itu, manusia perlu mengevaluasi kembali dan mengatur ulang hubungan dengan alam.
“Manusia mengeksploitasi secara berlebihan dan merusak lingkungan di darat dan laut. Atmosfer dan lautan telah menjadi tempat pembuangan limbah. Pemerintah masih membayar lebih untuk mengeksploitasi alam daripada melindunginya. Secara global, negara-negara membelanjakan sekitar USD4 triliun hingga USD6 triliun setahun untuk subsidi yang merusak lingkungan,” jelasnya.
Guterres mengatakan krisis iklim, keanekaragaman hayati dan polusi yang saling terkait membutuhkan tindakan segera dari seluruh masyarakat – dari pemerintah, tetapi juga dari organisasi internasional, bisnis, kota dan individu.
“Laporan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi global telah tumbuh hampir lima kali lipat dalam lima dekade terakhir, tetapi dengan biaya yang sangat besar bagi lingkungan global,” katanya.
Bumi sedang mengalami pemanasan global lebih dari 3 derajat Celcius abad ini. Beban tersebut jatuh secara tidak proporsional pada perempuan, yang mewakili 80 persen dari mereka yang mengungsi akibat gangguan iklim.
Lebih dari 1 juta dari perkiraan 8 juta spesies tumbuhan dan hewan di planet ini berada dalam risiko kepunahan. Penyakit yang disebabkan oleh polusi udara menyebabkan sekitar 6,5 juta kematian dini setiap tahun. Air yang tercemar membunuh 1,8 juta lebih, terutama anak-anak. Sementara itu, 1,3 miliar orang tetap miskin dan sekitar 700 juta orang masih kelaparan.
“Satu-satunya jawaban adalah pembangunan berkelanjutan yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan planet ini,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post