ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kota Jakarta menjadi salah satu kota di Asia yang kini paling terancam oleh bencana banjir rob akibat naiknya permukaan air laut di wilayah pesisir.
Penggunaan air tanah yang berlebihan ditambah dengan perubahan iklim yang drastis menyebabkan terjadinya peningkatan permukaan air laut dan kini sudah sangat mengkhawatirkan. Jika kondisi ini dibiarkan, bukan tak mungkin kawasan pesisir yang dihuni banyak penduduk akan tenggelam lebih cepat.
Berdasarkan penelitian, kenaikan permukaan laut rata-rata global menjadi 2,5 mm per tahun selama dua dekade terakhir. Namun, karena banyaknya pesisir yang dihuni penduduk, kenaikan meningkat drastis menjadi 4 kali lebih cepat diangka 7,8 hingga 9,9 mm per tahun.
Menurut Direktur Pusat Penelitian Perubahan Iklim Tyndall Inggris Robert Nicholls, pihaknya telah menghitung kenaikan permukaan laut dan mendapatkan besaran angka relatif yang mengejutkan dan ternyata sangat besar.
“Kami menunjukkan bahwa perubahan iklim itu buruk dan kenaikan permukaan laut yang disebabkan iklim itu juga buruk,” katanya kepada CNN, dikutip Sabtu (13/3/2021).
Kenaikan permukaan laut terjadi di banyak bagian dunia. Saat daratan naik, kenaikan permukaan laut tidak signifikan. Namun, tidak banyak orang yang tinggal di tempat yang tanahnya tumbuh.
“Tapi di pesisir kenaikan permukaan air laut relatif tinggi, sayangnya di situlah orang cenderung memilih untuk tinggal,” katanya.
Faktanya, dari lima orang akan lebih dari satu orang yang tinggal di sepanjang garis pantai di mana permukaan air laut meningkat 10 mm (atau 0,4 inci) atau lebih per tahun.
Peneliti senior Universitas Miami, Brian McNoldy mengatakan, hal lain sebagai penyumbang terbesar penurunan muka tanah ini adalah delta sungai.
“Delta adalah tempat sungai membawa sedimen ke laut. Berat sedimen ditambah tekanan tinggi membuat sedimen terus terseret kelaut,” katanya.
Penurunan permukaan tanah di delta juga dipengaruhi oleh manusia. Sebagian besar karena pemompaan air tanah secara berlebih, juga ekstraksi minyak dan gas, dan cadangan sedimen yang terhalang oleh bendungan hulu, pertahanan banjir, ekstraksi pasir atau penambangan.
Para ilmuwan telah menyadari implikasi dari perubahan iklim terkait manusia dengan kenaikan permukaan air laut , tetapi sekarang ada penelitian yang menyelidiki naik dan turunnya daratan yang juga disebabkan oleh manusia.
“Proses yang sebenarnya kita bicarakan di sini pada dasarnya turun ke tempat orang memilih untuk tinggal. Dan kemudian fakta bahwa mereka benar-benar memperburuk penurunan permukaan tanah,” katanya.
Namun, ada penyebab alami dari tanah naik dan tenggelam. Menurut penelitian tersebut, mencairnya lapisan es selama ribuan tahun menyebabkan naiknya permukaan laut.
Asia mengalami kenaikan permukaan laut tertinggi di bagian pesisir dan berhubungan dengan penurunan permukaan tanah.
“Itu karena wilayah ini secara kolektif berisi 71 persen populasi pesisir global di bawah ketinggian 10 meter,” kata penelitian tersebut.
“Di Jakarta, penurunan permukaan tanah lebih dari 10 sentimeter per tahun. Bahkan mungkin lebih cepat dari itu karena banyak orang tinggal di sana,” kata Nicolls.
Menyoroti masalah Jakarta, Nicolls melihat kombinasi dari begitu banyak orang dan banyaknya sungai telah membuat kota ini sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut secara cepat. (ATN)
Discussion about this post