ASIATODAY.ID, ISLAMABAD – Teror bom terjadi di Pakistan.
Sebuah bom mobil meledak pada Rabu malam di area parkir hotel mewah di kota Quetta. 4 orang tewas dan 11 lainnya terluka.
Dubes China untuk Pakistan menginap di hotel tersebut, tapi sedang tidak berada di tempat ketika bom meledak. Hal ini disampaikan Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sheikh Rashid Ahmad.
Menteri Dalam Negeri Provinsi, Ziaullah Lango mengatakan dubes tersebut dalam keadaan baik.
“Sebuah ledakan mengguncang area parkir di Hotel Serena,” kata pejabat kepolisian, Nasir Malik kepada Reuters, dilansir France 24, Kamis (22/4/2021).
Nasir menambahkan, 11 orang terluka dalam serangan tersebut. Seorang pejabat di rumah sakit umum setempat, Waseem Baig, menyampaikan 4 orang tewas dan beberapa orang dalam kondisi kritis.
“Sebuah mobil penuh dengan alat peledak meledak di hotel,” kata Sheikh Rashid Ahmad kepada ARY News TV.
Taliban Pakistan mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
“Itu merupakan serangan bom bunuh diri dimana pengebom kami menggunakan mobilnya yang dipenuhi peledak di hotel itu,” jelas juru bicara kelompok militant Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) melalui SMS kepada wartawan Reuters.
Dubes China, Nong Rong sebelumnya pada hari itu bertemu Kepala Menteri Provinsi, Jam Kamal di kota itu, menurut sebuah status Twitter juru bicara pemerintah provinsi, Liaquat Shahwani.
“Saya baru saja bertemu beliau. Dia dalam keadaan baik,” kata Lango, menambahkan dubes akan merampungkan kunjungannya ke Quetta pada Kamis.
Kedutaan Besar China tidak menanggapi pernyataan komentar terkait insiden ini.
Hotel Serena yang dijaga ketat berdekatan dengan Konsulat Iran dan gedung parlemen provinsi. Quetta adalah ibu kota Provinsi Balochistan yang kaya sumber daya mineral, berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, yang sejak lama menjadi TKP serangan pemberontakan tingkat rendah oleh kelompok nasionalis lokal, yang ingin mendapat bagian lebih dari sumber daya regional.
Balochistan merupakan lokasi pelabuhan Gwadar, yang masuk dalam investasi program koridor ekonomi Belt and Road Initiative China senilai USD65 miliar.
Belum jelas apakah dubes atau anggota delegasinya merupakan target serangan, tapi warga negara China dan kepentingan mereka di wilayah itu telah menjadi target serangan sebelumnya oleh milisi Taliban dan pemberontak nasionalis. (ATN)
Discussion about this post