ASIATODAY.ID, JAKARTA – President Designate untuk The 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) atau Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke 26, Alok Sharma, mengapresiasi langkah Indonesia dalam penanggulangan perubahan iklim.
Pemerintah Inggris sebagai tuan rumah COP26 tengah merangkul negara-negara lain untuk menyukseskan acara tersebut. Acara itu berlangsung pada 1-12 November 2021.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia telah melakukan berbagai pertemuan dengan pihak COP26. Pertemuan membahas beberapa hal terkait dengan COP26 dan langkah-langkah pengendalian perubahan iklim.
Pertemuan membahas kemitraan antara Inggris dan Indonesia, ambisi dalam penanggulangan perubahan iklim, adaptasi perubahan iklim, dan kolaborasi Inggris-Indonesia alam persiapan menuju COP26.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan bahwa Indonesia konsisten dan berupaya bergerak maju menuju kondisi tanpa emisi netto. Hal itu diperlukan dukungan finansial dan teknologi.
“Secara umum Indonesia sudah kerja keras sejak 2016,” kata Menteri, Siti Nurbaya, dalam konferensi televideo, Senin (31/5/021).
Indonesia akan mendekati kondisi sebagai penyerap karbon netto di sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan (FOLU) pada 2030. Langkah ini juga perlu didukung dengan pengurangan penggunaan batubara.
Menurut Siti, perlu akselerasi untuk tercapainya kondisi tanpa emisi netto. Salah satunya menyusun road map pembatasan penggunaan batu bara di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk dibuat road map bagaimana mengurangi PLTU yang didukung oleh batubara. Jadi memang masalah utamanya ada di batubara,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post