ASIATODAY.ID, SEOUL – Wabah virus corona (Covid-19) berkembang cepat di Korea Selatan (Korsel). Hanya dalam sehari, otoritas Korsel melaporkan total penderita corona saat ini mencapai 433.
Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun menyebut situasi di negaranya akibat wabah ini sangat mengkhawatirkan.
Korea Selatan kini menaikkan status siaga virus corona COVID-19 ke “level tertinggi” pada Minggu 23 Februari 2020.
Angka 556 merupakan yang tertinggi di luar China dan juga kapal pesiar Diamond Princess di Jepang. Virus corona COVID-19 pertama kali muncul di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei di China, pada Desember 2019.
“Insiden COVID-19 berada dalam titik balik yang berbahaya. Beberapa hari ke depan akan menjadi momen krusial,” kata Presiden Korsel Moon Jae-in usai menggelar pertemuan kabinet, seperti dilansir dari The Japan Times.
“Pemerintah menaikkan status siaga ke level tertinggi berdasarkan rekomendasi para pakar,” lanjut dia, yang mendorong seluruh pejabat untuk tak segan-segan mengambil langkah drastis untuk menekan angka penyebaran virus corona.
Hingga kini, total kematian akibat corona di Korsel mencapai empat orang. Salah satu korban merupakan pasien yang sempat dirawat atas masalah kesehatan mental di sebuah rumah sakit di Cheongdo.
Dari tambahan kasus terbaru, 75 di antaranya berasal dari sebuah gereja bernama Shincheonji Church of Jesus di dekat kota Daegu. Lebih dari 300 kasus corona di Korsel terkait dengan aktivitas di gereja tersebut.
Daegu, kota terbesar keempat di Korsel, melaporkan adanya 90 kasus terbaru pada Minggu ini. Total kasus corona di kota dengan populasi 2,5 juta jiwa itu mencapai 247.
“Level krisis di Daegu dan provinsi Gyeongsang Utara mengkhawatirkan,” tutur Wali Kota Kwon Young-jin.
Berdasarkan data terbaru Komisi Kesehatan Nasional China dan John Hopkins CSSE, kematian secara internasional akibat corona mencapai 2462, dengan total kasus 78.823. Sementara untuk pasien yang sembuh dari virus corona menyentuh angka 23.290.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan China untuk tetap waspada.
WHO mengaku kini lebih khawatir terhadap kemunculan corona di luar China terutama untuk pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Negeri Tirai Bambu.
Belum lama ini, Iran, Korea Selatan dan Italia menjadi tiga negara sorotan karena kemunculan sejumlah kasus corona. Iran melaporkan adanya lima kematian akibat corona, sedangkan Korsel tiga dan Italia dua.
Kepala WHO Tedros Adhanon Ghebreyesus memperingatkan bahwa kesempatan untuk menekan penyebaran wabah corona di panggung global mulai menipis.
“Meski kesempatan mengendalikan wabah sudah mulai menyempit, masih ada peluang untuk melakukannya,” tutur Tedros. (ATN)
Discussion about this post