ASIATODAY.ID, CHINA – Sekitar 10 ribu aktivis Hong Kong kembali terlibat bentrok dengan aparat kepolisian saat demonstrasi pada Minggu (14/7) kemarin. Insiden itu terjadi di dalam sebuah pusat perbelanjaan di perbatasan dengan China.
Seperti dilansir AFP, Senin (15/7), aparat kepolisian satuan anti huru-hara dikerahkan untuk menghalau para pengunjuk rasa yang berdemonstrasi hingga ke dalam Mal Sha Tin yang berada dekat pelabuhan setempat. Bentrokan itu terjadi pada malam hari.
Sejak sore waktu setempat para pengunjuk rasa memblokir jalan dan perempatan di kawasan itu dengan membentuk barikade dari pagar besi, dan berhadap-hadapan selama beberapa jam dengan polisi. Polisi lantas bergerak mendesak para demonstran pergi.
Polisi beralasan mereka terpaksa bertindak keras karena diserang menggunakan ketapel dari lantai atas mal yang penuh dengan gerai barang-barang mahal itu. Alhasil bentrokan tak terelakkan.
Sejumlah pengunjuk rasa ditangkap. Tak sedikit pula aparat kepolisian yang terluka. Bentrokan selesai ketika massa demonstran pergi sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
Sudah sebulan lebih Hong Kong bergejolak. Tuntutan para pengunjuk rasa kini juga melebar, dari semula hanya menuntut pembatalan pembahasan Rancangan Undang-Undang Ekstradisi.
Kini para aktivis mendesak reformasi pemerintahan serta mempertahankan kebebasan berpendapat di Hong Kong. Mereka juga menuntut RUU Ekstradisi dibatalkan seluruhnya, menggelar penyelidikan mandiri atas dugaan kekerasan polisi, pengampunan kepada para aktivis yang ditangkap, serta meminta pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, turun dari jabatannya. (AT Network)
Discussion about this post