ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dukungan terhadap implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) datang dari berbagai pihak, termasuk dari Amerika Serikat.
Dukungan tersebut ditegaskan dengan diadopsinya dokumen pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 ASEAN-Amerika Serikat (AS) yang digelar di Ruang Cendrawasih 3, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (06/09/2023).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno LP Marsudi dalam keterangan persnya di hadapan awak media menjelaskan bahwa dokumen yang diadopsi adalah “ASEAN-United States Leaders’ Statement on Cooperation on the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific”.
“Berisi komitmen kerja sama implementasi AOIP. Ini adalah implementasi dari bentuk dukungan AS terhadap AOIP,” ujar Retno.
Lebih lanjut, Retno menjelaskan bahwa banyaknya dukungan terhadap AOIP juga menekankan kembali bahwa ASEAN berhasil untuk merangkul semua pihak.
“Tidak hanya untuk mendukung AOIP, tetapi mengimplementasikan dalam kerja sama-kerja sama yang saling menguntungkan,” imbuhnya.
KTT ASEAN–AS juga mencatat satu dokumen, yaitu “Concept Note on ASEAN-US Center for ASEAN-U.S. Engagement”. Selain itu, dalam KTT tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa kemitraan ASEAN–AS perlu diarahkan untuk meningkatkan ketahanan pangan, ketahanan energi, dan mengatasi perubahan iklim tanpa menghambat pembangunan negara berkembang.
“Kemitraan ASEAN – AS juga harus dapat membantu lompatan kesejahteraan ASEAN, lompatan pembangunan ASEAN yang bermanfaat bagi rakyat,” ucap Retno.
Di samping itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang menjadi inisiatif dari Amerika Serikat harus inklusif dan saling menguntungkan, termasuk mendorong akses pasar critical minerals.
“Pesan-pesan ini juga banyak sekali diamini oleh pemimpin ASEAN yang lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat Kamala Harris menyampaikan komitmen untuk mendukung sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas. Kemudian, Amerika Serikat akan mendirikan ASEAN-US Center di Washington D.C. untuk mempererat hubungan ASEAN-AS, terutama hubungan antarmasyarakat.
“Amerika Serikat juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam menangani isu Myanmar dan menekankan kembali dukungan terhadap 5PC (5 Point of Consensus),” tandas Retno.
Amerika Serikat juga mendukung salah satu Priority Economic Deliverables (PED) Keketuaan Indonesia mengenai penyusunan rekomendasi kebijakan terkait infrastruktur dan stasiun pengisian daya kendaraan listrik di ASEAN. Inisiatif ini masih berjalan dan ditargetkan selesai di akhir 2023.
Sebagai catatan, total nilai perdagangan ASEAN dan AS mencatatkan pertumbuhan positif dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2022, nilai total perdagangan keduanya tumbuh hampir dua kali lipat dari tahun 2018 menjadi US$443,73 miliar dengan surplus perdagangan ASEAN tumbuh tiga kali lipat menjadi US$190,98 miliar. AS tercatat sebagai negara dengan aliran PMA terbesar di ASEAN pada tahun 2022 dengan nilai US$36,58 miliar. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post