ASIATODAY.ID, KIEV – Amerika Serikat (AS) menegaskan akan mempertahankan laboratorium senjata biologis (biolab) di Ukraina untuk mencegah pasukan Rusia menyerbu dan menyita bahan penelitian di laboratorium tersebut.
Biolab tersebut diakui AS sebagai program kerjasama dengan Ukraina. Demikian dikutip dari The New York Time, Rabu (9/3/2022).
Departemen Luar Negeri juga menyatakan keprihatinan jika militer Rusia mencoba untuk menguasai fasilitas penelitian biologi di Ukraina.
Kemarin, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik Vicoria Nuland bersaksi dalam sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat tentang Ukraina di Washington.
Komite tersebut dibentuk untuk mempelajari agresi Rusia terhadap Ukraina dan tanggapan dari seluruh dunia.
Menyusul tanggapan tersebut, Senator AS Marco Rubio menambahkan ada laporan tentang ‘propaganda Rusia’ yang mengklaim penemuan plot oleh Ukraina untuk melepaskan senjata biologis yang dikoordinasikan NATO.
Ditanya apakah serangan senjata biologis atau kimia akan terjadi di Rusia yang diatur oleh AS, Rubio tidak menyangkal tuduhan tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Rusia mengklaim bahwa AS sedang mengembangkan Biolabs di Ukraina.
Kedutaan Besar AS di Ukraina mengatakan pihaknya mendanai program penelitian di Ukraina untuk mengembangkan “patogen paling berbahaya di dunia”.
Minggu lalu, Kementerian Pertahanan Rusia menemukan bukti Biolabs menghancurkan sampel patogen berbahaya segera ketika ‘operasi militer’ dimulai. Itu terjadi dua hari setelah Rusia mengklaim Ukraina membangun senjata nuklir dari bom berbasis plutonium yang kotor.
Kementerian Luar Negeri Moskow mengunggah tweet Twitter tentang penemuan bukti tersebut dimana Kyiv berusaha untuk menghapus jejak program biologi militer yang didanai Pentagon di Ukraina. (ATN)
Discussion about this post