ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyampaikan responnya atas keputusan Presiden Jokowi mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia, Vladimir Putin di KTT G20 di Bali pada November mendatang.
“Presiden (Biden) telah mengekspresikan secara publik penentangannya terhadap kehadiran Presiden Putin di G20. Untuk kehadiran (Presiden) Ukraina, kami menyambut baik hal tersebut,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, dikutip dari CNA, Sabtu (30/4/2022).
“Kami telah menyampaikan pandangan kami bahwa kami merasa (Rusia) tidak seharusnya menjadi bagian (dari KTT G20), baik di level publik atau privat,” sambung dia kepada awak media.
Ia menambahkan Washington juga memahami bahwa undangan tertulis Indonesia kepada Rusia untuk menghadiri KTT G20 dilakukan “sebelum invasi.”
“Amerika Serikat terus meyakini bahwa partisipasi Rusia di dalam komunitas dan institusi internasional tidak dapat diperlakukan seperti business as usual,” kata deputi juri bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jalina Porter, saat ditanya reporter mengenai undangan Indonesia kepada Putin.
Ia tidak berkomentar mengenai apakah AS akan tetap datang ke KTT G20 tahun ini atau tidak.
Sebagai pemegang Presidensi G20 tahun ini, Indonesia berada di bawah tekanan berat dari AS dan para sekutu Barat untuk tidak mengundang Rusia terkait invasi Ukraina.
Namun pemerintah Indonesia berkukuh harus tetap bersikap “imparsial” dalam menyikapi perang Rusia-Ukraina.
“Saya telah mengundang Presiden Zelensky untuk menghadiri KTT G20,” kata Presiden Joko Widodo pada Jumat kemarin.
Jokowi juga telah menelepon Presiden Putin, dan mengonfirmasi akan hadir dalam KTT G20 tahun ini.
Rusia adalah bagian dari G20, sementara Ukraina bukan negara anggota. (ATN)
Discussion about this post