ASIATODAY.ID, JEDDAH – Indonesia terus membangun komunikasi dengan Arab Saudi untuk meningkatkan layanan haji dan perlindungan WNI di negeri tersebut.
Dalam rangka itu, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel bertemu Penasehat Raja Salman, Pangeran Khalid al-Faisal Al Saud yang juga menjabat Gubernur Makkah, Senin 10 Februari.
Pertemuan berlangsung di kantor Pangeran Khalid di Jeddah. Turut mendampingi Dubes RI, atase hukum KBRI Riyadh Renaldi dan Koordinator Perlindungan WNI, Raden Arief.
Dalam pertemuan dibahas tentang persiapan haji tahun 2020 dan juga perlindungan WNI di Arab Saudi. Pangeran Khalid al-Faisal juga menjabat ketua Lajnah Markaziyah (Pusat) Ibadah Haji Kerajaan Arab Saudi yang memegang kebijakan strategis dalam pelaksanaan ibadah haji. Dalam kesempatan tersebut, Dubes Agus juga meminta bantuan Pangeran Khalid terkait beberapa WNI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi.
Dalam keterangan tertulis KBRI Riyadh yang diterima Kamis (13/2/2020), Dubes Agus mengucapkan terima kasih atas pemberian beberapa kemudahan untuk para jamaah haji Indonesia serta perhatian dan perlindungan yang luar biasa terhadap para WNI di Arab Saudi.
Pangeran Khalid al-Faisal menegaskan bahwa sudah menjadi kewajiban pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk memberikan pengayoman dan perlindungan kepada semua WNI di Arab Saudi karena interaksi kedua bangsa sudah dimulai sejak ratusan tahun lalu.
Sebagaimana yang sudah populer di Arab Saudi, bahwa Pangeran yang merupakan putra Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud yang pernah ke Indonesia pada tahun 1970 ini dikenal sebagai satu-satunya pangeran senior yang mahir dalam disiplin ilmu syair Arab, baik klasik pra-Islam maupun kontemporer.
Dalam kesempatan langka ini, Dubes RI yang juga staf pengajar UIN Sunan Kalijaga berdiskusi dengan Pangeran Khalid terkait beberapa syair dan pujangga terkenal yang hasil karyanya digantungkan di dinding Kakbah sebelum datangnya Islam. Pada waktu itu hanya syair dengan “bernilai tinggi” yang digantung dan ditempel di dinding Kakbah.
Di depan Pangeran Penasehat Raja Salman ini, Dubes Agus menarasikan beberapa bait syair klasik yang langsung ditanggapi. “Baru kali ini saya temukan Dubes asing dengan bahasa Arab yang fasih dan faham tentang tujuh pujangga Arab pra-Islam. Di mana belajarnya? Apakah Excellency alumni Arab Saudi?:” tanya Pangeran Khalid.
Dubes Maftuh menjawab: “Saya sangat mencintai negeri tempat turunnya wahyu ini. Saya mempelajari Bahasa Arab di pesantren. Warisan-warisan budaya Arab berupa syair klasik saya pelajari karena saya sangat mencintai bahasa Al-Qur’an dan al-Hadis. Bahkan sejak di pesantren saya hafal di luar kepala lagu kebangsaan Arab Saudi termasuk analisa kata per katanya.
“
Pangeran Khalid kembali membalas: “Anda lebih pujangga ketimbang saya.”
Di akhir pertemuan, Dubes Agus memberikan cinderamata berupa miniatur kapal pinishi dan lambang SAUNESIA yang merupakan poros persahabatan Saudi-Indonesia (SAUNESIA).
Ia menjelaskan kepada Pangeran Khalid bahwa gagasan SAUNESIA diilhami pidato Raja Faisal bin Abdulaziz yang juga ayah dari Pangeran Khalid al-Faisal ketika berkunjung ke Indonesia pada 1970. Dalam pidatonya, Raja Faisal menegaskan bahwa mengingkari persahabatan erat antara Saudi dan Indonesia sudah seperti mengingkari adanya matahari di siang bolong. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post