ASIATODAY.ID, DHAKA – Bangladesh mengirim rombongan ketiga pengungsi Rohingya ke pulau terpencil di Teluk Benggala.
Dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (30/1/2021), hampir 1.800 pengungsi dikirim ke pulau Bhasan Char yang terisolasi.
Pengiriman ribuan pengungsi itu dilakukan meskipun ada seruan dari kelompok hak asasi manusia untuk menghentikan proses tersebut.
Pada Jumat pagi, 1.778 pengungsi memulai perjalanan ke pulau Bhasan Char dengan empat kapal angkatan laut dari kota pelabuhan tenggara Chattogram.
“Perjalanan itu ditempuh setelah mereka dibawa dari kamp-kamp yang penuh sesak di distrik Cox’s Bazar,” kata M Mozammel Haque, seorang komandan angkatan laut Bangladesh.
Haque mengatakan gelombang keempat dikirim ke pulau itu, yang terletak 34 km dari daratan, pada Sabtu (30/1).
“Sekitar 4.000 pengungsi sudah dikirim ke pulau itu sejak Desember, tapi kami memiliki kapasitas menampung 100.000. Prosesnya akan berlanjut sampai kami memenuhinya,” ujarnya kepada wartawan.
Sementara itu, Pemerintah Bangladesh bersikeras bahwa relokasi para pengungsi Rohignya dimaksudkan untuk menawarkan kondisi kehidupan yang lebih baik.
M Mozammel Haque, seorang komandan angkatan laut Bangladesh mengatakan upaya untuk memulangkan lebih dari satu juta pengungsi ke Myanmar akan terus berlanjut.
Haque mengatakan para pengungsi diperlakukan dengan baik di pulau itu dan mereka akan memiliki pilihan untuk menghasilkan pendapatan dengan beternak sapi atau unggas dan juga dapat terlibat dalam membuat kerajinan tangan.
Haque mengatakan pemerintah Bangladesh ingin para pengungsi Rohingya berkontribusi pada ekonomi, tetapi pemulangan mereka ke Myanmar adalah tujuan akhir.
“Mereka akan diperiksa oleh dokter kami saat mereka tiba hari ini. Mereka akan diberi makan dan akomodasi dengan layak,” ujarnya.
Beberapa kelompok hak asasi manusia dan aktivis mengatakan beberapa pengungsi terpaksa pergi ke pulau itu.
Tetapi pemerintah Perdana Menteri Sheikh Hasina telah berulang kali mengatakan para pengungsi pindah secara sukarela.
Pulau itu muncul hanya 20 tahun yang lalu dan sebelumnya tidak dihuni. Secara berkala, pulau Bhasan Char terendam oleh musim hujan, tetapi sekarang memiliki tanggul pelindung banjir, rumah, rumah sakit dan masjid yang dibangun dengan biaya lebih dari US$ 112 juta (Rp 1,57 triliun) oleh angkatan laut Bangladesh.
Fasilitas pulau itu dirancang untuk menampung 100.000 orang, hanya sebagian kecil dari satu juta Rohingya yang melarikan diri dari gelombang penganiayaan kejam di negara asalnya Myanmar. Saat ini, pengungsi Rohingya tinggal di kamp pengungsian yang padat dan jorok di Cox’s Bazar.
Pihak berwenang mengatakan para pengungsi dipilih untuk direlokasi berdasarkan kemauan mereka, dan tidak ada tekanan yang diterapkan.
Tetapi badan-badan bantuan internasional telah menentang relokasi sejak pertama kali diusulkan pada 2015, mengungkapkan kekhawatiran bahwa badai besar dapat membanjiri pulau itu dan membahayakan ribuan nyawa. (ATN)
Discussion about this post